SURABAYA (Surabaya Pos)– Suplai pasokan kayu untuk bidang industri di Jawa Timur terus diperkuat. Mengingat, provinsi ini merupakan penghasil kayu terbesar di Indonesia dengan memiliki empat wilayah penyanggah yakni Bojonegoro, Madiun, Saradan dan Ngawi.
Menyadari potensi tersebut, Perum Perhutani Pusat mulai membidik potensi tersebut dengan memilih fokus ke pelaku industri.
“Tiap wilayah memiliki luas lahan berkisar 180 ribu hektare,” kata Dirut Perum Perhutani, Bambang Sukmananto di Surabaya, Rabu (11/7) siang.
Diharapkan, dengan optimalisasi yang ada, akan bisa meraup pangsa pasar ekspor di bidang industri mebel. Apalagi, selama ini, Perum Perhutani dikenal sebagai penghasil kayu terbesar di Jawa dari jenis pinus, jati dan mahoni.
“Kami bersinergi dengan PT Berdikari (Persero) atas kesepakatan pemenuhan kebutuhan kayu industri, khususnya permebelan,” ungkap Bambang disela Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pemenuhan Kebutuhan Kayu Industri Mebel.
Menurutnya, melalui Memorandum of Understanding (MoU) tersebut, akan bisa mendulang hasil maksimal dalam bisnis permebelan. Dengan jalinan kerjasama tersebut, kayu-kayu produksi Perhutani akan termanfaatkan sebagai modal ekspor jenis usaha industri kayu dalam bentuk barang.
“Ini juga sesuai arahan dan imbauan Kementerian BUMN dalam sinergi badan usaha milik negara. Apalagi, PT Berdikari (Persero) memiliki anak perusahaan PT Berdikari Meubel Nusantara dengan pabrik pengolahan kayu di Pandaan, Malang yang telah berekspansi usaha ke luar negeri,” katanya.
Sayangnya, Bambang belum bersedia mengungkapkan, besaran volume kayu yang disiapkan dalam realisasi kerjasama tersebut. Alasannya, detil besaran tersebut baru akan disepakati kepastiannya pada masa mendatang. “Ini baru kami lakukan kesepakatan dalam kerjasama pemenuhan kayu untuk industri,” ujarnya.
Padahal, jika mengacu catatan yang ada, dalam setahunnya, Perhutani mampu memasok kayu untuk kebutuhan industri dalam negeri mencapai kisaran 64 ribu/tahun. Dari besaran suplai tersebut, tidak kurang dari 36 ribu meter kubik/tahun adalah jenis kayu rimba dan kayu jati.
“Seperti di Jawa Timur ada 4 wilayah yang dipastikan bisa memberikan pasokan kayu industri yang berlebih. Itu belum di Jawa Tengah yang menyebar di Cepu, Randu, Kendal dan Kebonharjo,” urainya.
Terpisah, Dirut PT Berdikari, Librato El Arif menyatakan, akan tetap memberikan kontribusi maksimal dalam kerjasama tersebut. Bahkan, ia menarget, bisa memenuhi keinginan dalam peningkatan usaha industri kayu yang selama ini terekap dalam rencana kerja perusahaan. “Target kami dalam RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan, red) meningkat dari pendapatan sebesar 15% dari tahun sebelumnya,” katanya. sab