MERDEKA.COM, PURBALINGGA (13/8/2016) | Jika Lembang punya lokasi wisata ala desa Shire dalam film The Hobbit, Kabupaten Purbalingga pun tak mau ketinggalan. Kabupaten yang berada di kaki Gunung Slamet ini, kini memiliki kampung kurcaci yang berada di Desa Serang Kecamatan Karangreja.

Lokasi kampung kurcaci yang berada tepat di kaki Gunung Slamet tersebut pada awalnya dipersiapkan untuk sekolah alam bagi anak desa setempat. Menurut pengelola rumah kurcaci, Edi Susanto, pendirian rumah-rumah tersebut digunakan untuk menarik minat anak-anak untuk bersekolah.

“Kami buatkan semacam rumah kurcaci dan ternyata anak-anak tertarik. Bahkan, banyak wisatawan yang datang dan berfoto, kemudian mengunggahnya ke media sosial sehingga menjadi ramai,” katanya.

Secara filosofis, Edi mengemukakan, kampung kurcaci memiliki nilai agar manusia selalu bersyukur dan berintrospeksi. Lebih lanjut, dia menjelaskan sebutan kampung kurcaci lebih menggambarkan makna sejati keberadaan manusia yang kecil dibanding keindahan alam.

“Ketika wisatawan berada di bawah rindangnya pepohonan besar dan menjulang tinggi, membuat kita menjadi kecil bagai kurcaci. Sebuah pelajaran dari alam bahwa meskipun sejatinya kita manusia besar dengan segala kekuasaannya, namun seiring perpindahan ruang dan waktu, kita bisa saja menjadi makhluk mungil dengan segala keterbatasannya,” ujarnya berfilosofi.

Keberadaan wisata kampung kurcaci, diakui salah satu pemandu Kusin (18), membuka potensi destinasi wisata lain di Desa Serang untuk dikunjungi. Diakuinya, keindahan alam yang menjadi andalan desa tersebut saat ini menjadi alternatif selain kampung kurcaci.

“Sebenarnya, banyak wahana yang bisa dinikmati, seperti air terjun (curug) Tarung, curug Lawang, camping ground, pendakian Gunung Kelir, perpustakaan alam, dan rumah pohon,” ujar Kusin.

Untuk masuk di kampung Kurcaci, wisatawan cukup membeli tiket Rp 5.000,- per orang. Sementara untuk parkir kendaraan sepeda motor hanya Rp 2.000,-. Para pengelolanya yang berjumlah 18 orang, selalu berusaha ramah menyambut wisatawan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, mengatakan, area sekolah alam kampung kurcaci ini sekitar 3,5 hektare yang lahannya milik Perum Perhutani.

“Pihak pengelola dalam kapasitas sebagai masyarakat anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) tengah menyiapkan kerja sama dengan Perhutani. Tentunya kami berharap, Perhutani memberikan kemudahan dalam pengelolaannya. Prinsipnya, masyarakat tidak merusak tanaman hutan utama berupa pohon damar,” katanya.

Tanggal : 13 Agustus 2016
Sumber : Merdeka.com