Jokowi & Mustoha copyMADIUN, PERHUTANI (7/3) | Mengawal langsung program kedaulatan pangan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) beserta Gubernur Jawa Timur; Soekarwo dan Direktur Utama Perum perhutani; Mustoha Iskandar melaksanakan panen raya jagung di petak 33 B & 34 B, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Nglayang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukun, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun, Jumat(6/3).

Diketahui Pemerintahan Jokowi telah telah menargetkan kedaulatan pangan bisa terwujud dalam kurun tiga tahun ini.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengatakan untuk implementasi program kedaulatan pangan Nasional, sistim pertanian terpadu ini juga akan diterapkan di lahan Perkebunan maupun lahan hutan yang dikelola Perhutani.

Disela-sela mendampingi Presiden, Dirut Perhutani, Mustoha Iskandar mengatakan bahwa Perum Perhutani menyatakan siap mendukung program kedaulatan pangan yang telah ditetapkan pemerintah. Sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor kehutanan, Perhutani memiliki potensi besar dalam mendukung tercapainya ketahanan pangan. Terutama, melihat dari sisi luasan hutan dalam cakupan pengelolaannya yang mencapai 2,5 juta hektar.

Mustoha menambahkan, Perhutani akan mengembangkan sistem pertanian terpadu. Dalam sistem ini, Perhutani mengembangkan zona adaptif dengan memperlebar jarak tanam dari yang normal, bisa 6X2 meter atau lebih. Dengan begitu, petani masyarakat sekitar hutan bisa memanfaatkannya untuk menanam padi atau jagung.

“Model pertanian ini untuk meningkatkan produktivitas petani di lahan hutan yang dikelola Perhutani dan mendukung program kedaulatan Pangan nasional”, tegas Dirut.

Tak kurang 1.000 orang hadir mengikuti panen raya jagung yang masuk wilayah wengkon (pangkuan) LMDH Wonorejo tersebut. Diantaranya Menteri Pertanian, Mensesneg, Gubernur Jatim, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Sekdivre Jatim; Yahya Amin, Bupati Ponorogo, Administratur wilayah rayon II Madiun dan ribuan petani hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) antusias menyambut kedatangan Presiden.

Hasil ubinan jagung mencapai 6 Ton per hektar. Penanaman jagung tersebut merupakan pola tumpangsari pada tanaman kayu putih tahun 2012.

Melihat komoditas pangan khususnya jagung yang demikian luas di kawasan hutan, Perhutani harus cerdas mengambil peran sebagai off-taker bagi petani. “Untuk itu Perhutani tentunya harus berani investasi gudang sebagai storage dan pengolah jagung sebagai bahan baku industri hilir di sekitar kita seperti pakan ternak dan sebagainya”, pungkas Mustoha Iskandar.
(Kom PHT Mojokerto / Eko Eswe)

Editor  :  Dadang K Rizal

@copyright 2015