SUARAMERDEKA.COM, TEMANGGUNG (18/9/2016) | Dua gunung kembar Sumbing dan Sindoro di wilayah Kabupaten Temanggung, seperti tak henti-hentinya memberikan limpahan keberuntungan bagi warga yang tinggal di lerengnya.
Karunia tak terhingga dari Tuhan Sang Pencipta Alam ini di wujudkan dalam bidang pertanian dan pariwisata. Setelah sebelumnya ada Posong, kini di sisi lain punggung Sindoro muncul wisata baru, yakni Sedadap.
Kawasan Sedadap berada di wilayah Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung yang masuk lahan milik Perhutani KPH Kedu Utara. Meski pada intinya menawarkan eksotisme pemandangan alam gunung gemunung, tapi tempat di ketinggian 1.800 mdpl ini ada nuansa lain, yakni tracking perjalanan melalui jalan setapak, sehingga berasa benar-benar mendaki gunung.
Kepala Desa Kwadungan Gunung, Slamet Gombol mengatakan, Sedadap menawarkan camping ground, offroad, dan menyaksikan indahnya matahari terbit.
Di ketinggian Sindoro ini dapat diamati pula dari kejahuan gemerlap kota Parakan dan Temanggung. Gagahnya Gunung Sumbing yang menjulang tinggi tampak jelas sejajar dengan Sindoro, dan masih juga bisa menikmati puncak-puncak gunung lain, seperti Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, dan Ungaran.
“Kenapa dinamai Sedadap, karena jaman dahulu kawasan ini banyak terdapat pohon Sedadap. Ini baru rintisan segala keperluan masih banyak kita persiapkan agar menjadi tempat wisata ideal, belum ada tiket dan lain sebagainya. Semoga bisa menjadi tujuan wisata yang baik serta digemari wisatawan,” ujarnya kepada Suara Merdeka, kemarin.
Wakil Bupati Irawan Prasetyadi menuturkan, untuk wisata tahun 2017, pihak Pemkab Temanggung memang memprioritaskan pembangunan infrastruktur, secara umum mengarah kepada pengembangan wisata, khususnya wisata alam, salah satunya Sedadap.
Dikatakan, pemadangan di Sedadap sangat bagus apalagi untuk menyaksikan sunrise, maka potensi ini harus dikembangkan.
“Sunrise dari sini sangat bagus potensi ini bisa dikembangkan, kita sangat antusias dan semangat apalagi dimulai dari masyarakat, luar biasa sekali. Dengan semangat warga kita, kami dari pemerintah tentu akan sangat mendukung,”katanya.
Dari pengamatan Suara Merdeka, untuk mencapai objek wisata ini, pengunjung harus menempuh perjalan dari Jalan Raya Parakan-Wonosobo sejauh kurang lebih 4 kilometer berupa jalan batu. Di kanan kiri terhampar luas lahan tembakau dan ada bekas galian C.
Sesampainya di ujung jalan, kendaraan roda empat tidak bisa mencapai titik wisata, dan hanya bisa ditempuh menggunakan sepeda motor trail atau jalan kaki sejauh 500 meter.
(Raditia Yoni Ariya/CN34/SM Network)
Tanggal : 18 September 2016
Sumber : suaramerdeka.com