Bisnis Indonesia, JAKARTA — Pemerintah fokus mempercepat pembangunan infrastruktur lima bandara sejalan dengan pertumbuhan lalu lintas udara di Indonesia rata-rata 13,8% per tahun.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pihaknya bakal membangun lima bandara baru (greenfield) yang akan digarap dengan skema kerja sama pemerintah dan swasta (KPS). Kelima bandara yang akan dibangun dalam waktu dekat itu adalah bandara baru di Jakarta, Kulon Progro Yogyakarta, Bali Utara, selatan Banten, dan Kertajati Jawa Barat.

Bandara baru untuk greater Jakarta itu dibangun di Karawang, Jabar, yang berkapasitas 30 juta penumpang pada 2019 dengan 370.000 pergerakan pesawat. Kapasitasnya akan naik menjadi 70 juta penumpang per tahun pada 2030 dengan 470.000 pergerakan. Bandara internasional ini berjarak 72,6 kilometer dari Jakarta dan dibangun lahan yang sebagian besar milik Perum Perhutani.

“Selain itu, dari 273 bandara UPT [unit pelaksana teknis], 10 bandara telah diidentifikasi sebagai bandara yang secara komersial layak dikembangkan dan dioperasikan oleh sektor swasta,” katanya ketika membuka acara Air Trans port Seminar between In do nesia and Japan, Senin (10/2). Variabel yang digunakan untuk analisis kelayakan ini antara lain kebutuhan bandara, pergerakan pesawat, pertumbuhan dan kemungkinan ekspansi.

BEBERAPA SYARAT

Kemenhub juga memberi catatan bahwa bandara yang ditawarkan itu memiliki pertumbuhan jumlah penumpang di atas 5%, tanahnya telah dimiliki oleh Dirjen Perhubungan Udara. Kriteria lain adalah adanya potensi turis. Kesepuluh bandara yang sudah ditawarkan itu adalah Raden Intan II di Lampung, Mutiara, Sultan Babullah, Komodo, Sen tani, Juwata, Tjilik Riwut, Fatmawati, Hanan joeddin, dan Matahora. Saat ini, Bambang menjelaskan bandara di Indonesia mengalami masalah terbatasnya kapasitas bandara bandara yang dikelola PT Angkasa Pura (AP) I dan AP II.

Indeks kepadatan bandara itu melampaui nilai 1,0 yang menandakan kapa sitas terminal telah melewati 100%. Masalah keterbatasan ka pasitas itu, lanjutnya, telah diantisipasi melalui beberapa program dalam mas ter plan percepatan dan perluasan ekonomi Indo nesia atau MP3EI. “Telah diprogramkan 49 kegiatan pengembangan bandara dalam enam koridor senilai Rp114 triliun,” katanya. Angka ini masih belum mencakup besarnya dana yang diperlukan untuk membangun bandara-bandara kecil yang berada di luar koridor. Untuk membangun konek tivitas antarregional, katanya, pemerintah telah menganggarkan pembangun an 24 bandara baru se nilai Rp2,1 triliun.

Sebanyak 12 bandara telah beroperasi pada 2013, tujuh bandara menyusul tahun ini dan lima lainnya pada 2015. Data Kemenhub, ketujuh bandara yang akan dioperasikan tahun depan adalah Enggano, Tabelian, Muara Taweh, Mianggas, Tojo Una-una, Namniwel, dan Moa Maluku. Adapun lima bandara yang akan beroperasi 2015 adalah Buntu Kunik, Morowali, Segun, Werur, dan Sinak Baru.

Direktur Teknik PT AP I Polana Banguningsih Pramesti mengatakan pihaknya tengah mengembangan beberapa bandara yang ada di bawah pengelolaan perseroan. Beberapa bandara yang dikembangkan itu antara lain Sepinggan Balikpapan dengan terminal baru berkapasitas 10 juta penumpang per tahun, Juanda Surabaya yang naik kapasitasnya menjadi 12,5 juta, dan Ngurah Rai Bali. (M. Taufikul Basari)

Bisnis Indonesia | 11 Februari 2014 | Hal. 24