Kementerian Pertanian (Kementan) segera menggarap 50 ribu hektare (ha) lahan milik Perhutani dari total luas 500 ha. Lahan yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah tersebut akan ditanami padi, jagung, dan kedelai berpola tumpang sari.
“Desember kami sudah menggarap 50 ha, sisanya dilanjutkan tahun depan,” kata Gatot Iriyanto, dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan) di Jakarta, Selasa (30/11).
Gatot mengatakan, selain dari Perhutani Kementan juga mendapat jatah lahan dari Inhutani I, II, III, dan V. Pengembangan tanaman pangan di kawasan Inhutani akan dilakukan pada musim pergantian tanaman. Kementan juga akan mengembangkan tanaman pangan di lahan tidur (idle) dan kawasan pengembangan khusus (food estate). Beberapa daerah sudah menawarkan lahannya, seperti Aceh yang mengajukan 30 ribu ha.
“Khusus untuk Aceh kami akan mencoba dulu tiga ribu hektare,” papar Gatot.
Selama ini, Kementan memang menunggu realisasi lahan dari Perhutani untuk membantu meningkatkan produksi tanaman pangan. Selain itu, pihaknya juga tengah menunggu realisasi lahan telantar seluas 2 juta ha dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). “Lahan 2 juta ha itu akan dimanfaatkan hingga 2014.” jelas dia.
Selama ini, lahan garapan petani di Indonesia sebagian besar kurang dari 0,5 ha sehingga petani sulit sejahtera. Untuk itu, hal yang harus segera dilakukan adalah memperluas lahan garapan.
Saat ini, Perhutani mengelola 1,8 juta ha hutan produksi di Jawa. Sedangkan lahan 500 ribu ha yang dialokasikan untuk Kementan sudah tersedia. Kementan berjanji mengucurkan dana dari APBN untuk membina petani yang akan mengelola tanaman tumpang sari. -ina
Nama Media : INVESTOR DAILY
Tanggal : Rabu, 1 Desember 2010
Penulis : Ina