KOMPAS.COM, MAGELANG (7/8/2016) | Pemerintah masih terus mematangkan konsep “Bedah Menoreh” yang nantinya akan menjadi kawasan wisata pendukung Candi Borobudur dan sekitarnya.
Kawasan ini mencakup tiga daerah, antara lain Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo; Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dan Tritis, Kabupaten Kulonprogo.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Prasetya Aribowo menyatakan Konsep tersebut bertujuan untuk memecah wisatawan agar tidak hanya berkunjung ke Candi Borobudur.
“Jadi harus ada pilihan alternatif wisata di luar Candi Borobudur. Tidak semua orang harus ke candi, lama-lama bisa amblas,” ujar Prasetya, di Borobudur, Sabtu (6/8/2016) sore.
Ketiga kawasan yang akan dikembangkan itu merupakan kawasan hutan di pegunungan Menoreh milik Perusahaan Umum Perhutani.
Adapun jenis wisata yang akan dikembangkan, kata Prasetya, Badan Otorita Borobudur (BOB) yang akan membuat master-plannya termasuk penggunaan ruang, fasilitas dan aksesnya.
“Jadi penetapan BOB sesungguhnya adalah memanfaatkan bandara baru Kulonprogo, DIY. Dari bandara akan dibangun jalan melewati tiga kawasan itu,” kata Prasetya.
Prasetya memaparkan, tiga kawasan yang masuk dalam konsep “Bedah Menoreh” tersebut akan dikembangkan dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pariwisata.
Sehingga, wisatawan yang datang dari bandara Kulonprogo akan melewati kawasan itu sebelum masuk ke Borobudur.
Lebih lanjut, BOB yang diteken Presiden Jokowi awal 2016 itu sendiri dibentuk sebagai upaya pemerintah mengembangkan 10 destinasi baru di luar Bali.
Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah salah satu diantaranya. “Pembahasan mengenai BOB itu sendiri saat ini masuk pada tahap akhir penyusunan draf Peraturan Presiden (Perpres). Kemungkinan selesai akhir Agustus 2016,” ucapnya.
Dalam BOB, sebut dia, akan ada struktur Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Dewan pengarah, meliputi para menteri terkait seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pariwisata, Menteri Agama, Menteri PU serta instansi lain yang terkait dengan pengembangan Borobudur dan sekitarnya.
Kemudian untuk Badan Pelaksana BOB, kata dia, nantinya dikepalai seorang profesional yang diharapkan bisa mengembangkan destinasi wisata baru di luar Borobudur.
“Kepala BOB nanti harus bekerja sama dengan unsur terkait dalam pengembangan seperti kepala daerah setempat, kedua terkait BOB seperti Balai Konservasi Borobudur dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, yang nantinya bersifat koordinatif,” kata Prasetya.
Dia berujar, masyarakat pun diperbolehkan untuk menjalin kerja sama dengan BOB dalam bentuk bisnis to bisnis dalam hal pengembangan pariwisata.
Misalnya, dengan teknis masyarakat menyediakan lahannya sementara BOB mencarikan investornya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko menambahkan pengembangan Candi Borobudur saat ini sudah menjadi kewenangan pemerintah pusat. Namun pihaknya berharap pemerintah daerah ikut berkontribusi dalam pengembangannya.
Heru juga berharap dengan adanya BOB, nantinya masyarakat bukan hanya sebagai penonton tetapi ikut memanfaatkannya.
“BOB belum final, tapi mungkin sedang dicari formatnya yang terbaik. Tapi pastinya saya belum tahu. Diharapkan kami bisa ikut “nebeng”,” ujar Heru.
Tanggal : 7 Agustus 2016
Sumber : Kompas.com