KEDU UTARA, PERHUTANI (05/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara terus memperkuat sinergi pengelolaan wisata alam dengan melakukan koordinasi bersama pengelola basecamp pendakian Gunung Sumbing melalui jalur Banaran. Koordinasi ini tidak hanya membahas pengelolaan wisata dengan sistem kemitraan bagi hasil, tetapi juga difokuskan pada penguatan keamanan hutan serta keselamatan para pendaki, mengingat kondisi cuaca yang saat ini cenderung tidak menentu pada Selasa (02/12).
Pendakian Gunung Sumbing via Banaran berada dalam kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kemloko, wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanggung. Jalur pendakian ini dikelola melalui pola kemitraan antara Perhutani dan masyarakat desa setempat dengan sistem bagi hasil. Skema tersebut dinilai memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekaligus mendukung pengelolaan wisata yang berkelanjutan.
Administratur Perhutani KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Temanggung Riry Osmaroza menyampaikan bahwa koordinasi secara rutin dengan pengelola basecamp sangat penting, terutama dalam menghadapi potensi risiko akibat cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan kabut tebal yang dapat membahayakan pendaki serta berpotensi mengganggu keamanan kawasan hutan.
Selain membahas pengelolaan wisata dengan sistem kemitraan bagi hasil, dalam koordinasi tersebut ia juga menekankan pentingnya peningkatan kewaspadaan terhadap keamanan hutan dan keselamatan pendaki. Kondisi cuaca saat ini perlu benar-benar diantisipasi bersama. Ia menambahkan bahwa Perhutani bersama pengelola basecamp sepakat untuk memperketat pengawasan jalur pendakian, meningkatkan kesiapsiagaan petugas, serta memperkuat sistem informasi kepada para pendaki terkait kondisi cuaca dan jalur yang rawan. Upaya ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kecelakaan maupun kejadian yang tidak diinginkan di kawasan hutan.
Pengurus basecamp pendakian Gunung Sumbing via Banaran Nurohmat menyampaikan bahwa koordinasi dengan Perhutani memberikan kejelasan dalam pengelolaan jalur pendakian, terutama terkait aspek keselamatan. Saat ini pihak basecamp juga lebih selektif dalam memberikan izin pendakian dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan kesiapan pendaki. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak ragu menunda atau membatasi jumlah pendaki demi keselamatan bersama apabila kondisi tidak memungkinkan.
Selain aspek keselamatan, sistem kemitraan pengelolaan pendakian yang diterapkan juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat. Warga desa terlibat sebagai petugas basecamp, pengelola parkir, pemandu lokal, hingga penyedia logistik bagi para pendaki. Hal ini turut mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dan menggerakkan perekonomian desa.
Melalui koordinasi ini, Perhutani berharap pengelolaan pendakian Gunung Sumbing via Banaran di kawasan RPH Kemloko BKPH Temanggung dapat semakin tertib, aman, dan berkelanjutan. Sinergi antara Perhutani dan pengelola basecamp diharapkan mampu menjaga kelestarian hutan, meningkatkan keselamatan pendaki, serta terus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025