BANDUNG UTARA, PERHUTANI (27/11/2021) | Dalam rangka menghadapi kebijakan penerapan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level III pada saat Natal dan Tahun Baru 2022, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara akan memperketat kunjungan wisatawan ke wana wisata Geger Bintang Matahari (GBM) Gunung Putri Lembang, Kamis (25/11).

Administratur KPH Bandung Utara, Usep Rustandi mengatakan bahwa pihaknya mengikuti serta mendukung kebijakan pemerintah terkait penerapan kembali PPKM level III pada moment libur Natal dan Tahun Baru 2022 nanti.

“Penerapan PPKM level III misalnya dengan pembatasan kuota pengunjung sekitar 25 persen. Kemudian, penyiapan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan serta menyiapkan petugas tambahan untuk menjaga area wisata,” terangnya.

Usep menghimbau, kepada pengunjung yang berencana datang ke lokasi wisata Geger Bintang Matahari untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti selalu memakai masker, tidak berkerumun, dan sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Sementara itu Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lembang, Susanto menyatakan bahwa sebagai bentuk dukungan pada program pemerintah, wana wisata Geger Bintang Matahari sudah bersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Sehingga dijamin keamanannya, bahkan GBM juga sudah dilengkapi dengan scan barcode vaksinasi Covid-19.

“Kami sudah terbiasa dengan kebijakan seperti itu. Masa PSBB dan PPKM kita sudah lalui. Meskipun memang perlu diakui kebijakan tersebut jelas berdampak pada pendapatan,” ungkapnya.

Susanto menyebutkan bahwa 90 persen pengelolaan wana wisata GBM dilakukan bersama masyarakat sekitar, terhitung ada sekitar 500 kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya pada wisata ini sehingga adanya kebijakan tersebut yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat.

“Selama masa pandemi ini pendapatan di GBM menurun drastis. Jika sebelum masa pandemi jumlah kunjungan mencapai 7 ribu – 10 ribu orang saat liburan natal dan tahun baru, kini selama pandemi terbanyak hanya 700 orang”.

Agar ekonomi masyarakat sekitar tetap berjalan, pihaknya sudah melakukan beberapa solusi diantaranya mendorong potensi kuliner dengan menyiapkan lahan bagi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk mengelola kafe sendiridan menu makanan yang ditawarkan semua makanan khas tradisional sunda.

Pengurus LMDH Lembah Harapan Jaya, Rudi mengatakan bahwa kafe tersebut menjadi solusi tambahan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar yang bisa didapatkan selama masa pandemi ini. Sebab, diakuinya selama masa pandemi kunjungan menurun drastis dan berdampak pada merosotnya pendapatan.

“Kafe ini khusus menawarkan makanan khas seperti singkong goreng, kopi asli gunung putri, bandrek, bajigur dan lainnya, serta harga yang ditawarkan pun cukup murah mulai dari harga Rp 5 ribu sampai Rp 75 ribu,” jelasnya.

Rudi menambahkan selama ada pembatasan pengunjung, pihaknya mengalihkan aktivitas pada kegiatan lain seperti bersih-bersih hutan, penanaman pohon dan lainnya. Harapanya, kebijakan PPKM level III nanti tidak diperpanjang lagi sehingga kunjungan wisatawan ke GBM bisa kembali normal. (Kom-PHT/Bdu/Dan).

Editor : Ywn

Copyright©2021