PASURUAN, PERHUTANI (15/11). Masyarakat desa Seloliman menggelar acara “Unduh Tirtho Pawitra Sari“ atau pengambilan air dari sumber air yang terdapat pada Patirtan Jolotundo Diperingati pada 14 Nopember kemarin di di Patirtan Jolotundo petak 4b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kemiri Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penanggungan Perhutani Pasuruan.
Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang keberadaan Kerajaan Majapahit salah satu kerajaan besar yang mempersatukan Nusantara sebagai cikal bakal Negara Indonesia. Uri-Uri budaya hari jadi Mojopahit yang jatuh pada tanggal 10 Nopember
Prosesi pengambilan air suci di Patirtan Jolotundo disaksikan Wakil Bupati Mojokerto, Qoirul Nisa, Kepala Biro Pengelola SDH Perum Perhutani, Kristomo bersama Kepala Biro Perencanaan SDH & Perusahaan, NP.Adnyana, Kepala Dinas Purbakala dan Situs Jawa Timur, Kepala Dinas Pariwisata Kab Mojokerto dan Budayawan Jawa Timur. `
Kepala Biro Pengelola SDH Perum Perhutani, Kristomo menyatakan bahwa Patirtan Jolotundo merupakan situs budaya terletak di petak 4b RPH Kemiri BKPH Penanggungan, kawasan hutan Lahan Dengan Tujuan Istimewa (LDTI), perlu dipelihara dan di jaga sebagai hutan konservasi sehingga tetap lestari.
Candi Jolotundo, atau yang kerap disebut Patirtan Jolotundo, adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit, yang terletak di lereng bukit Bekal Gunung Penanggungan tepatnya di desa Seloliman Kecamatan Trawas Mojokerto.
Candi Jolotundo ini berupa bangunan yang terbuat dari batu andesit, dibangun pada tahun 997 Masehi. Dari dalam candi mengalir air sebanyak 33 pancuran yang airnya tidak pernah surut sepanjang musim. Candi ini merupakan monumen cinta kasih Raja Udayana dari Bali. Konon kabarnya bahwa candi ini adalah tempat pertapaan Airlangga setelah mengundurkan diri dari singgasana dan diganti anaknya.
Dipercaya air yang mengalir dari patirtan jolotundo terbaik nomor dua dunia dan mengadung empon-empon akar tumbuhan yang dipercaya dapat menyebuhkan penyakit dan awet muda bagi siapa yang mandi maupun meminumnya.
Untuk menjaga kelestarian sumber daya alam kawasan hutan Jolotundo, pada kesempatan itu segenap pejabat (Wabub, Perum Perhutani,Dinas Purbakaladan dan Situs serta Dinas Pariwisata dan Budayawan Jatim),secara simbolis melakukan penanaman bambu di kawasan hutan sebagai konservasi dan menghijaukan alam patirtan Jolotundo, dengan didampingi Ketua Yayasan Bambu Nusantara Hijau Trawas (Kom-PHT/Psu/Agung).
Editor : Dadang K Rizal
@copyright 2014