SOLOPOS.COM (5/2/2018) | Lokasi wisata baru dikembangkan masyarakat di Kabupaten Madiun yaitu wana wisata hutan pinus Nongko Kuning Desa Cermo, Kecamatan Kare.

Tempat wisata yang belum satu tahun dibuka ini menawarkan keindahan alam dan lokasi untuk berfoto selfie.

Pantauan madiunpos.com, tiga anak secara bergantian bermain ayunan di tempat wisata itu, Minggu (4/2/2018) pagi. Mereka berlarian di bawah ratusan pohon pinus yang menjulang tinggi.

Terlihat pula orang tua menggendong anaknya berkeliling melihat kesejukan alam di hutan pinus. Selain ayunan, di tempat wisata ini juga ada gazebo, rumah pohon, serta gardu pandang.

Wana wisata yang baru dirintis Mei 2017 merupakan buah karya pemuda Desa Cermo. Mereka berkumpul dan memanfaatkan lahan tiga hektare milik Perhutani yang selama ini digunakan untuk hutan produktif. Mereka mengelola lahan itu untuk tempat wisata tanpa mengurangi kegiatan produksi getah pinus.

Pengelola wisata Nongko Kuning, Sutrisno, mengatakan setelah mendapatkan izin dari Perhutani, pemuda desa berkumpul dan mengonsep taman wisata tersebut.

“Ini dilakukan karena di Madiun saat ini lagi gencar-gencarnya membuka lokasi wisata. Selain itu juga untuk memanfaatkan lahan hutan yang ada di desa supaya potensi desa bisa terangkat,” jelas dia kepada Madiunpos.com, Minggu.

Pemuda desa setempat berpikir hutan pinus tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan. Awal mula hutan pinus dibuka, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Salah satunya karena di tempat itu ada lokasi untuk berfoto selfie.

Keberadaan wana wisata Nongko Kuning membuat kehidupan ekonomi desa setempat bangkit. Enam pemuda yang awalnya menganggur kini diberdayakan sebagai penjaga lokasi wisata. Ibu-ibu kini juga sibuk berjualan di sekitar hutan. Mereka menyediakan makan dan minum bagi wisatawan yang datang.

Meski pendapatan dari wisata itu masih minim, kata dia, warga sekitar bersyukur sudah ada ladang baru untuk menunjukkan potensi desanya kepada publik.

Setiap hari Minggu tak kurang dari 150 orang mengunjungi wana wisata ini. Sedangkan pada hari lainnya hanya sekitar puluhan orang datang untuk menikmati kesejukan alam di Nongko Kuning.

“Kalau momen tahun baru, Lebaran, atau liburan anak sekolah baru ramai. Kalau hari biasa memang sepi, karena masih dipromosikan,” kata Sutrisno.

Fasilitas di lokasi wisata seperti toilet maupun tempat bermain anak memang masih minim. Maklum, warga hanya patungan untuk membuat fasilitas-fasilitas tersebut.

Rencananya tahun ini pengelola akan membuat rumah pohon yang bisa digunakan untuk menginap wisatawan.

Dia pun berharap pemerintah daerah bisa membantu pengelola untuk memperbaiki jalan masuk wisata yang rusak. Jalan yang masih berupa tumpukan batu itu dianggap sebagai salah satu kekurangan yang kerap dikeluhkan pengunjung.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 5 Februari 2018