Bila fotografer landscape legendaris Ansel Adams masih hidup, barangkali ia akan memasukkan kawasan Cikaso, Sukabumi dalam daftar buruannya. Betapa tidak, saat menjejak kaki di bibir Sungai Cikaso, hamparan air sungai menyatu dengan rerimbunan pohon yang sangat fotogenik. Juga air terjun setinggi kurang lebih 40 meter di salah satu sungai tersebut, melengkapi kecantikan Cikaso.
“Bisa dikatakan, ini adalah surga fotografi yang wajib dikunjungi. Bagi yang suka foto landscape atau alam, tempat ini tidak pernah lepas dari jepretan,” kata Lina penggemar forografi asal Bintaro, Tangerang saat memulai perburuannya di Cikaso, Sukabumi, akhir pekan lalu (16/7/2011).
Sungai Cikaso merupakan penyatuan antara berbagai perbukitan di daerah Sukabumi bagian selatan. Perbukitan mulai terlihat menghijau saat kendaraan masuk melewati kawasan Perhutani, Surade. Jalanan sepanjang 3 km yang baru diaspal menyuguhkan irisan lembah yang elok berpadu dengan langit membiru.
Di lembah inilah aliran sungai Cikaso yang lebar hingga 60 meter terlihat jernih. Sisi kiri dan kanan sungai tampak jajaran pohon liar atau pun kelapa yang berpadu dengan rumput perdu. Suasananya sangat tenang dan memberikan suara alam tersendiri.
Nah, di salah satu ujung sungainya, terdapat air terjun Cikaso yang telah kesohor. Wisatawan lokal maupun mancanegara kerap ke sini. Begitu juga para pembuat iklan, memaksimalkan pemandangan Cikaso sebagai setting tempat pengambilan gambar.
“Sudah terkenal. Bolak-balik buat shooting iklan,” ucap Jamal, seorang warga setempat.
Menuju air terjun tersebut, wisatawan sebenarnya hanya perlu berjalan kaki 15 menit dari lokasi parkir kendaraan. Namun warga Cikaso mewajibkan wisatawan menggunakan kapal kayu dengan tarif Rp 80.000/kapal untuk menyusuri sungai kurang dari 5 menit. Satu kapal berkapasitas 10-15 orang.
Saat detikcom berkunjung akhir pekan lalu, debit air Curug Cikaso sedang tidak banyak dari biasanya. Sebab, musim kemarau turut mempengaruhi volume air, meski menurut warga tidak pernah sampai mengering.
“Ada airnya terus. Kalau musim hujan airnya tambah banyak,” imbuhnya.
Memandang air terjun tersebut, wisatawan dapat menikmati sinar matahari menembus dari rerimbunan pohon yang telah berusia puluhan tahun. Sinar itu jatuh di bebatuan besar berwarna kekuningan. Pantuan warnanya beradu dengan hijau dedaunan membuat ilusi optik yang memukau.
“Efek cahaya ini yang membuat banyak fotografer ke sini,” tandas Lina.
Sayang, perjalanan menuju ke Cikaso tidak mudah. Dari Jakarta, jarak tempuh mencapai 200 km. 70 km di antaranya merupakan jalan berliku, naik turun, membelah bukit dengan kondisi aspal mengelupas dan berlubang.
Namun, biasanya para pelancong akan melengkapi perjalanan ke Cikaso dengan menuju kawasan pantai Ujung Genteng yang hanya berjarak 20 km dari Cikaso. Di Ujung Genteng inilah, tawaran merekam lukisan alam semakin lengkap karena kecantikan pantai yang masih rapih tersembunyi dari tangan-tangan jahat.
Website : DETIK.COM
Link :http://www.detiknews.com/read/2011/07/20/095448/1684854/10/merekam-lukisan-alam-di-cikaso-sukabumi
Tanggal : Rabu, 20/07/2011 09:54 WIB
Penulis : Ari Saputra
TONE : NETRAL