Radar Jember – SEMPOL – Pasca ditandatanganinya MoU pengembangan dan pengelolaan pariwisata antara Pemkab dan para pemangku kawasan, Federasi Aero Spor Indonesia (FASI) Bondowoso langsung bergerak. Salah satu yang kini mulai digarap adalah titik yang direncanakan menjadi tempat talce ojf paralayang di perbukitan Megasari.

“Sebelum kita menetapkan titik di Megasari, kita sudah bertemu dengan Administratur KPH Perhutani,” ujar Slamet, humas FASI Paralayang Bondowoso. Dalam pertemuan tersebut, pihaknya menyampaikan untuk membuka lahan di Megasari yang nantinya direncanakan sebagai tempat take off.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh tim paralayang, sebenarnya banyak titik yang bisa dijadikan sebagai tempat talce off. Hal itu mengingat panjangnya bukit Megasari yang memungkinkan banyaknya alternatif pilihan.

Namun begitu, kata dia, dalam menentukan titik tersebut, pihaknya juga mempertimbangkan titik yang paling pas jika nanti dikaitkan dengan lokasi landing (mendarat) yang direncanakn berada di sekitar hotel arabika home stay milik kebun Kalisat-Jampit PTPN XII.

Dengan pertimbangan tersebut, maka tim dari FASI mencari titik yang paling memungkinkan. Termasuk mempertimbangkan arah angin dan jarak ke lokasi landing.

“Awalnya ada tiga titik yang direncakan. Itu sudah termasuk mempertimbangkan titik yang direkomendasikan oleh tim dari Malang dan Surabaya,” tukasnya. Namun setelah dilakukan observasi lanjuta, akhirnya ditetapkan satu titik yang paling pas. Titik tersebut menurutnya tepat berada di atas afdeling Kampung Malang. “Kalau dilihat dari bawah, lokasi take off itu lurus dengan lapangan Kalisat,” ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk membuka lahan tersebut, pihaknya mengaku harus mengeluarkan tenaga ekstra. Karena kawasan yang rencananya akan dijadikan titik take off itu masih dipenuhi oleh semak belukar. Namun dia bersyukur, karena nyaris tidak ada pohon yang harus ditebang. “Hanya semak belukar dan alang-alang saja,” tukasnya.

Dia berharap, keberadaan lokasi take off itu nantinya juga bisa mendukung pengembangan pariwisata di Bondowoso, khususnya di kawasan Sempol. Mengingat, selain pas untuk dijadikan tempat take off, kawasan tersebut menurutnya sangat cocok bagi wisatawan yang hendak menikmati matahari terbit dari ketinggian. “Kita sudah pernah datang pada pagi hari ke sini. Sunrise-nya sangat bagus. Tidak kalah dengan Pananjakan, Bromo,” jelasnya.

Upaya pengembangan yang dimotori oleh FASI Bondowoso ini mendapatkan dukungan penuh dari Adi Winarno, Adm KPH Perhutani Bondowoso. “Silahkan digarap. Kita sangat mendukung, asalkan jangan merubah bentang alam yang ada,” ungkapnya saat bertemu dengan anggota FASI beberapa waktu lalu. Menurutnya, dengan sudah adanya MoU antara Perhutani dan Pemkab, pihaknya juga akan memberikan dukungan maksimal terhadap pengembangan potensi yang ada di Bondowoso. Termasuk juga terhadap objek-objek yang ada di kawasan yang dikelolanya. (esb/wah)

Sumber : Radar Jember, hal. 3 & 4
Tanggal : 4 Mei 2015