PURWODADI, PERHUTANI (03/11/2025) | Menyambut datangnya musim tanam tahun 2025, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi melaksanakan kegiatan penanaman bersama masyarakat pesanggem di kawasan hutan petak 56 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pekuwon, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung, pada Senin (03/11).
Kegiatan penanaman dilaksanakan di atas lahan seluas 10,10 hektare dengan jenis tanaman pokok Jati Plus Perhutani (JPP) Stek Pucuk (SP) yang ditanam dengan jarak 8 x 3 meter. Selain tanaman pokok, turut ditanam 2.778 plances bibit jambu mete sebagai tanaman pengisi dengan jarak 8 x 5 meter.
Pelaksanaan kegiatan melibatkan jajaran petugas Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung bersama pesanggem anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sendang Wangi Agung, serta masyarakat desa hutan dari Dusun Dowo, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan. Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 4.635 plances bibit JPP Steck Pucuk ditanam secara gotong royong sebagai wujud sinergi antara Perhutani dan masyarakat sekitar hutan.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Bandung, Sri Purwanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan produktivitas kawasan melalui model tanam berkelanjutan.
“Penanaman ini bukan sekadar kegiatan rutin tahunan, tetapi merupakan bentuk nyata komitmen Perhutani dalam menjaga kelestarian hutan dan memberdayakan masyarakat sekitar. Kami berharap tanaman JPP Steck Pucuk ini dapat tumbuh optimal, menghasilkan kayu berkualitas tinggi, serta memberikan manfaat ekonomi dan ekologis bagi masyarakat,” terangnya.
Ketua LMDH Sendang Wangi Agung, Agus Susilo, menambahkan bahwa kegiatan ini memperkuat semangat kebersamaan antara Perhutani dan LMDH.
“Kami berterima kasih kepada Perhutani karena selalu melibatkan masyarakat dalam kegiatan penanaman. Dengan cara ini, masyarakat lebih merasa memiliki hutan. Selain menjaga lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi melalui tanaman tumpangsari jagung hingga lepas kontrak tanaman selama tiga tahun,” ujarnya.
Sementara itu, Sutrisno, salah satu pesanggem dari Dusun Dowo yang turut menanam, mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat langsung.
“Kami senang bisa ikut menanam. Ini bukan hanya soal kerja sama, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap hutan. Kami berharap tanaman ini tumbuh subur dan hasilnya dapat dirasakan bersama di masa mendatang,” tuturnya.
Penanaman Jati Plus Perhutani Steck Pucuk (JPP SP) merupakan program unggulan Perhutani yang memanfaatkan varietas unggul hasil penelitian untuk menghasilkan kayu jati dengan kualitas dan pertumbuhan lebih baik dibandingkan jati biasa. Pola tumpangsari yang diterapkan, melalui kombinasi tanaman kehutanan dan tanaman pertanian seperti jagung, bertujuan menciptakan keseimbangan antara kelestarian ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesanggem.
Melalui kegiatan ini, Perhutani KPH Purwodadi menegaskan komitmennya dalam mendukung pengelolaan hutan lestari berbasis partisipasi masyarakat, sehingga fungsi hutan sebagai penyedia hasil hutan, pengatur tata air, dan penyangga kehidupan dapat terus terjaga untuk generasi mendatang. (Kom-PHT/Pwd/Aris)
Editor: Tri
Copyright © 2025