RRI.CO.ID (08/06/2025) | Awal tahun 2025, Kabupaten Ngawi telah memberikan dukungan terhadap ketahanan pangan. Pada Januari, Polres Ngawi bersama masyarakat melakukan penanaman jagung serentak di Dusun Plosorejo, Kecamatan Kedunggalar, dengan target awal 189 hektar. Hanya saja, luas tanam jagung di luar kawasan Perhutani telah melampaui target tersebut, dan di kawasan Perhutani, lebih dari 9.000 hektar telah ditanami jagung.
Puncak musim kemarau tahun 2024, Kabupaten Ngawi berhasil melaksanakan panen raya jagung di areal persawahan Desa Grudo, Kecamatan Ngawi. Hingga akhir Agustus 2024, tercatat produksi jagung di Ngawi mencapai 229.146 ton, Ngawi menjadi salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Jawa Timur.
Kapolres Ngawi, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, menyatakan bahwa pertanian merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Pada April, Polres Ngawi melaksanakan panen raya jagung di Dusun Gempolowo, Desa Jatirejo, Kecamatan Kasreman, dengan hasil sekitar 1,2 ton dari lahan seluas 2.000 meter persegi.
Pada Maret, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menyelenggarakan acara “Demi Indonesia Mandiri Pangan” di Lapangan Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur. Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan berbagai tokoh penting lainnya, serta menampilkan transaksi pangan langsung oleh Bulog dan pemberian simbolis alat pertanian kepada petani.
Kabupaten Ngawi semakin mantap menuju swasembada pangan, khususnya jagung. Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia untuk menghentikan impor beras, jagung, dan garam pada akhir 2025, dan optimis bahwa target tersebut dapat tercapai lebih cepat. Presiden menekankan pentingnya terobosan teknologi, investasi pada sumber daya manusia, serta peningkatan produktivitas untuk menjaga stabilitas pangan dan energi nasional.
Sumber : rri.co.id