Perum Perhutani membangun pabrik gondorukem dan terpentin di Pemalang. Pembangunan pabrik itu untuk menunjang usaha non kayu dengan cara mengolah getah pohon pinus menjadi gondorukem dan terpentin.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Industri Kayu dan Non Kayu Perum Perhutani Heru Siswanto usai acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala dan Wakil Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng di Gedung Rimba Graha Semarang, Selasa (25/10).
“Jateng penyumbang pendapatan terbesar dari sektor ekspor pengolahan getah pohon pinus. Mempertimbangkan potensi itu, maka kami fasilitasi pembuatan pabrik gondorukem dan terpentin,” kata Heru, mantan kepala Perum Perhutani Unit I Jateng tersebut.
Menurut Heru, investasi pembangunan pabrik ini mencapai Rp 225 miliar. Perhutani juga mengembangkan penanaman padi, jagung, dan kedelai untuk mendukung ketahanan pangan di atas lahan 41 ribu hektare. Juga dikembangkan sektor pendukung non kayu yaitu pengolahan madu, lebah, sutera alam, dan wisata.
Dalam acara tersebut, jabatan kepala Perum Perhutani Unit I Jateng diserahkan Heru Siswanto ke Teguh Hadi Siswanto. Wakil Kepala Slamet Wibowo menggantikan Bambang Budhiarto yang kini menjadi Kepala Perum Perhutani Unit II Jatim.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan Direktur Rehabilitasi Usaha Pengembangan Hutan Rakyat Perhutani Tedjo Rumekso hadir dalam sertijab tersebut. Berkaitan dengan pembangunan pabrik, Bibit menyambut baik. Gondorukem dibutuhkan untuk proses awal pembuatan batik tulis. Indonesia, khususnya Jateng, merupakan penghasil terbesar gondorukem. (J17,J14-43)
Nama Media : SUARA MERDEKA
Tanggal         : Rabu, 26 Oktober 2011
TONE             : POSITIVE