PURWODADI, PERHUTANI (29/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi mendukung pelestarian budaya adat melalui penyelenggaraan Pasar Jaten, sebuah tradisi lokal yang unik dan sarat nilai sejarah, yang digelar di kawasan wisata Sendang Goa Sinawah Desa Kronggen Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini berlangsung di dalam kawasan hutan, tepatnya di wilayah Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sinawah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon.

Pasar Jaten merupakan budaya adat lokal masyarakat yang diselenggarakan secara swadaya oleh warga dengan dukungan berbagai elemen budaya desa. Salah satu keunikan pasar ini adalah penggunaan koin kayu atau bambu sebagai alat transaksi pengganti uang tunai, dengan nilai setara Rp2.000 per koin. Sebelum berbelanja aneka kuliner tradisional khas pedesaan, pengunjung harus menukarkan uang terlebih dahulu dengan koin tersebut.

Di tengah suasana hutan jati yang asri, para pengunjung dapat menikmati hidangan tempo dulu seperti pecel, nasi jagung, soto ndeso, getuk, aneka minuman rempah, serta berbagai jajanan pasar lainnya. Tak hanya itu, alunan musik tradisional dan suasana khas pedesaan menjadikan pengalaman berbelanja semakin istimewa.

Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan budaya yang tumbuh dari inisiatif masyarakat ini. “Pasar Jaten merupakan bentuk nyata kearifan lokal yang tumbuh berdampingan dengan kelestarian hutan. Kami dari Perhutani tentu mendukung setiap aktivitas positif masyarakat yang menghargai alam dan budaya. Kehadiran Pasar Jaten menunjukkan bahwa kawasan hutan bisa menjadi ruang budaya yang hidup dan produktif,” jelasnya.

Pasar ini digelar secara berkala setiap Minggu Pahing, dan perlahan berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang diminati wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Selain berbelanja, pengunjung juga dapat menikmati kejernihan mata air sendang dan suasana hutan yang menenangkan.

Salah satu pengunjung, Sukrisno dari Purwodadi, menyatakan kekagumannya atas nuansa unik yang ditawarkan Pasar Jaten. “Saya baru pertama kali datang ke sini dan langsung jatuh cinta. Semua serba alami dan tradisional. Rasanya seperti kembali ke masa lalu,” ungkapnya.

Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai adat dan kelestarian lingkungan, Pasar Jaten menjadi contoh harmonisasi antara budaya dan alam yang tumbuh secara organik di tengah masyarakat. Perhutani sebagai pengelola kawasan hutan mendukung penuh pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan yang memperkuat identitas budaya sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan. (Kom-PHT/Pwd/Aris)

Editor: Tri

Copyright © 2025