SUKABUMI, PERHUTANI (12/10/2025)|Dalam rangka menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar hutan, Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi, bersama Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi, secara resmi membuka Pasar Leuweung. Kegiatan pembukaan yang ditandai dengan penanaman pohon Multi Purpose Tree Species (MPTS) yang berlokasi di kawasan Gunung Endut, Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal, minggu 12 Oktober 2025.
Pasar Leuweung mengusung tema sebagai pusat ekonomi kreatif yang mengandalkan potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat sekaligus melestarikan kawasan hutan melalui pemanfaatan sumber daya alam.
Dalam sambutannya, Administratur Perhutani KPH Sukabumi Tofik Hidayat didampingi Kepala Sub Seksi Kemitraan Ade Ruswendi, menyatakan bahwa Pasar Leuweung bukan sekadar tempat jual-beli, tetapi sebuah gerakan. “Ini adalah wujud nyata sinergi antara pengelola hutan dan masyarakat. Dengan memanfaatkan HHBK, kita bisa meningkatkan kesejahteraan tanpa harus merusak hutan. Penanaman pohon MPTS yang kita lakukan hari ini simbolis untuk menjaga kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi Abdul Muiz yang didampingi jajarannya Eman Nur’am,Asep Jaelani dan Rian Andriansyah menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengoptimalkan potensi HHBK. “Pasar Leuweung menjadi bukti bahwa hutan memberikan banyak manfaat, mulai dari pangan, kesehatan, hingga kerajinan. Ini akan menjadi destinasi edukasi dan ekonomi bagi masyarakat,” tuturnya.
Beragam produk unggulan dipajang dan dijual dalam pasar ini. Pengunjung dapat menemukan beras murah hasil pertanian masyarakat sekitar hutan, minyak kayu putih asli yang menyegarkan, hingga madu hutan yang kaya akan khasiat. Tidak ketinggalan, aneka kerajinan tangan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alam juga menjadi daya tarik utama, menunjukkan kearifan lokal dan kreativitas warga.
Pasar Leuweung ini sekaligus menjadi promosi wisata berbasis konservasi, dimana kelestarian hutan berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup di sekitarnya. Dengan demikian, Gunung Endut atau Gunung Wayang tidak hanya menjadi simbol keindahan, tetapi juga simbol harmoni antara manusia dan alam.
(Kom-PHT/SMI/Chen)
Editor : EM
Copyright@2025