RRI.COM (17/11/2025) | Perum Perhutani KPH Purwodadi melalui BKPH Tumpuk bersama anggota LMDH Wono Martani Desa Karangrejo melaksanakan patroli rutin di kawasan hutan Pendowo Limo, Senin (17/11/2025). Patroli ini tidak hanya berkaitan dengan keamanan dan kelestarian lingkungan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur yang masih hidup dalam tradisi masyarakat setempat.
Patroli dilakukan di petak 124E RPH Sengker yang dikenal memiliki nilai sejarah sekaligus spiritual tinggi bagi masyarakat sekitar. Kawasan Pendowo Limo mendapat namanya dari lima pohon jati tua yang dianggap keramat dan diyakini menjadi lokasi pertapaan tokoh masa lampau.
Hingga kini, kawasan ini masih kerap dijadikan tujuan ritual, terutama pada malam 1 Suro. Nilai historis dan spiritual inilah yang menjadikan patroli di kawasan ini memiliki nuansa berbeda dibandingkan wilayah hutan lainnya.
Selama patroli, petugas menyusuri jalur hutan sambil memastikan kondisi tegakan, keamanan kawasan, serta potensi gangguan di musim penghujan. Setelah menyelesaikan pemeriksaan di petak 124E, rombongan melanjutkan patroli ke petak 123, 125, 129, dan 130.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Jatipohon, Tutut Sugianto mengatakan, Pendowo Limo adalah contoh nyata bagaimana alam dan spiritualitas saling terkait. “Kami ingin menjaga keduanya — kelestarian hutan dan nilai-nilai budaya yang menghidupinya,” ujarnya.
Kepala RPH Sengker, Susanto, menjelaskan, patroli dilakukan lebih intens menjelang dan selama musim penghujan. Ia memastikan jalur air tetap lancar, tidak ada potensi longsor, dan tegakan berada dalam kondisi aman.
Ketua LMDH Wono Martani, Rusdi, menambahkan, Pendowo Limo telah menjadi bagian penting dari identitas warga Desa Karangrejo. Masyarakat merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kawasan tersebut sebagai simbol keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.
Sinergi antara warga dan Perhutani diharapkan mampu menjaga kelestarian hutan sekaligus mempertahankan nilai tradisi. Pendowo Limo menjadi contoh penting bahwa upaya perlindungan hutan dapat dipadukan dengan pelestarian sejarah dan spiritualitas yang masih dipegang masyarakat hingga kini.
Sumber : rri.com