Suara Merdeka Online, Blora – Safety Driving pada bidang pekerjaan pemungutan hasil hutan diajarkan oleh Indonesia Offroader Federation (IOF) cabang Jawa Tengah kepada para pekerja tebang kayu Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Randublatung, Blora.
Pelatihan yang digelar di petak 66 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Ngliron tersebut diikuti oleh mitra kerja angkutan, operator chain saw (mesin tebang) dan petugas lapangan yang menangani tebangan se-wilayah kerja Perhutani Randublatung.
Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono, Rabu (13/11), mengatakan keselamatan petugas lapangan harus lebih diutamakan dalam setiap pelaksanaan pekerjaan. Karena itu setiap pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang standar. Selain itu juga memperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja. “Sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) merupakan acuan baku yang harus dipegang teguh,” katanya.
Dia berharap pelatihan safety driving yang digelar belum lama ini hasilnya bisa menunjang sukses produksi tebangan. Di sisi lain, keselamatan pekerja juga bisa terjamin.
Ketua Harian IOF Jawa Tengah, Dadang Ishardijanto, saat memberikan arahan bagi peserta pelatihan mengemukakan, cara mengemudi yang baik merupakan salah satu faktor penunjang sukses produksi tebangan kayu jati selain ada faktor lain yang saling terkait.
Menurutnya dengan menguasai teknik mengemudi yan baik dan aman, hasil produksi kayu bisa diangkut dari kawasan hutan menuju tempat penimbunan kayu ( TPK ). “Apalagi medan yang dilalui di kawasan hutan sebelum sampai ke jalan raya, cukup berat. Karena itu pengemudi harus memiliki bekal kemampuan mengemudi yang benar dan aman,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi sebelum melakukan pekerjaan pengangkutan kayu jati hasil tebangan. Diantaranya, melakukan pengecekan rutin terhadap kendaraan yang akan gunakan. Meliputi kesiapan mesin maupun kelengkapan keselamatan lain. “Pekerjaan mengangkut kayu dari kawasan hutan lebih berat dari pada melakukan kegiatan offroad. Namun ada kesamaannya karena melintas pada medan berat sebelum sampai ke jalan raya,” katanya.
( Abdul Muiz / CN39 / SMNetwork )
Suara Merdeka Online | 14 November 2013 | 05.38 WIB