MALANG, PERHUTANI (13/07/2025) | Bertempat di Pantai Bajul Mati Perum Perhutani KPH Malang telah dilaksanakan pelepasliaran 464 tukik (anak penyu) jens penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) hasil penetasan semi-alami ke habitat aslinya di Pantai Bajul Mati yang berada di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (12/07). Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen bersama dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya pelestarian satwa laut yang dilindungi, khususnya penyu yang kini masuk dalam kategori terancam punah.

Acara ini merupakan bagian dari upaya konservasi yang dilakukan oleh Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC). Kegiatan ini dihadiri oleh Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC), Perum Perhutani KPH Malang, Balai Besar KSDA Jatim, pelajar serta pemerhati lingkungan serta perwakilan dari pemerintah daerah dan TNI/Polri. Tak ketinggalan, ratusan warga lokal dan wisatawan turut hadir dan antusias menyaksikan momen langka tersebut.

Kepala KPH Malang melalui Asper/Kepala BKPH Sumbermanjing, Amir Chamzah menyampaikan bahwa keikutsertaan Perhutani dalam kegiatan ini merupakan bentuk sinergi dan dukungan terhadap program konservasi nasional, khususnya yang menyentuh langsung aspek pelestarian keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif dan kolaborasi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Sebagai pengelola kawasan hutan negara, kami berkomitmen menjaga kelestarian alam, termasuk ekosistem pesisir yang menjadi habitat penting bagi spesies seperti penyu. Ini juga menjadi bagian dari penguatan peran Perhutani dalam mendukung fungsi konservasi di kawasan hutan produksi” ujar Amir

Kepala Balai Besar KSDA Jatim melalui Perwakilan BKSDA Resort Malang, Aprilianto Danu Sadewo menyampaikan mendukung upaya konservasi yang merupakan bagian dari upaya melestarikan alam dan kegiatan pelepasan tukik ini bukan hanya seremoni, tetapi bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan populasi penyu di perairan selatan Jawa. “Kami berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga habitat penyu semakin meningkat. Karena keberadaan mereka penting bagi keseimbangan rantai makanan di laut,” ujar Danu

Kegiatan pelepasliaran berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Tukik-tukik tersebut dilepaskan satu per satu ke laut, diharapkan dapat bertahan dan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur di masa mendatang. Dengan keterlibatan Perhutani, diharapkan kerja sama antar instansi dalam menjaga kelestarian kawasan pesisir dapat terus diperkuat, termasuk mendorong pengembangan wisata edukatif berbasis konservasi yang ramah lingkungan. (Kom-PHT/Mlg/MHRR)

Editor:Lra
Copyright©2025