KOMPAS.COM (19/09/2022) | Kawasan hutan lindung Malang Selatan disebut-sebut sebagai habitat asli lutung jawa. Tidak hanya lutung jawa, hewan lindung lain seperti merak, kukang, dan macan juga pernah di temukan di kawasan tersebut. Kawasan Hutan Malang Selatan luasnya tidak kurang dari 1.000 hektare, membentang dari wilayah Kecamatan Donomulyo hingga Sumbermanjing, Kabupaten Malang.

Organisasi nirlaba yang fokus pada penjagaan ekosistem Primata, Aspinall Foundation mengungkapkan, puluhan tahun silam, populasi lutung jawa yang hidup di kawasan hutan Malang Selatan awalnya relatif banyak.

Hanya saja, pada insiden kerusuhan 1998 silam banyak terjadi pembalakan liar dan perburuan liar di kawasan tersebut. Sehingga ekosistem binatang, termasuk lutung jawa mengalami kerusakan.

“Ekosistem lutung jawa di kawasan ini sedang dikembalikan lagi dengan cara pelepasliaran secara berkala sejak tahun 2014 lalu, oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dan kami (Aspinall Foundation),” ungkap tim Aspinall Foundation, Anang Eko F saat ditemui, Senin (19/9/2022).

Saat ini, populasi lutung jawa yang hidup di kawasan hutan Malang Selatan tidak kurang dari 100 ekor. “Titik terbanyak adalah di kawasan hutan Cagar Alam Pulau Sempu dan kawasan hutan lindung petak 100 H Perhutani KPH Malang, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang,” jelasnya.

Berdasarkan hasil patroli Aspinall Foundation, beberapa koloni yang dilepasliarkan sejak 2014 silam itu, sudah ada perkembangan proses perkembangbiakan. “Jum’at (16/9/2022) lalu, kita melakukan patroli dan bertemu dengan satu koloni yang dilepasliarkan 2015 lalu, awalnya berjumlah 7 ekor sudah bertambah menjadi 9 ekor,” terangnya.

Anang berharap, kealamian alam di kawasan hutan lindung Malang Selatan itu terjaga dengan baik agar ekosistem lutung jawa dan hewan lindung lain bisa terlindungi.

“Selama kealamian ekosistem alam di sana masih terjaga, maka lutung jawa akan bisa berkembangbiak dengan baik,” tuturnya. Ancaman terbesar ekosistem lutung jawa adalah perburuan liar.

Menurut Anang, program pembangunan seperti jalur lintas selatan juga berpengaruh, tapi tidak terlalu signifikan dibanding perburuan liar. “Oleh karena itu, saya berharap, masyarakat juga turut menyadari untuk tidak memburu lutung jawa yang ada, agar ekosistemnya tetap terjaga dengan baik,” pungkasnya.

Sumber : kompas.com

Tanggal : 19 September 2022