Suarasurabaya.net – Pisang Mas Kirana yang menjadi ikon produk hortikultura Kabupaten Lumajang telah ‘menggoda’ pasar internasional, terutama dari eropa.

Pemkab Lumajang merespon dengan memperluas lahan budidaya pisang kirana di lereng Gunung Semeru. Jika selama ini produktivitas pisang kirana hanya mampu memenuhi kuota ketersediaan 350 ton perbulan, saat ini akan didorong lagi untuk memenuhi kuota 1000 ton perbulannya.

Hal ini disampaikan Ir Indah Amperawati Masdar, MSi Kepala Bappekab Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Selasa (16/7/2013). Dikatakannya, pisang kirana saat ini telah muncul sebagai ikon produk hortikultura baru berkat inovasi dan juga pembinaan intensif yang dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang.

“Pembinaan itu dilakukan dengan mengumpulkan kelompok tani pembudidaya dengan melakukan terobosan menggandeng pihak ketiga, dalam hal ini BUMN untuk memberikan pelatihan dan membentuk kampung pisang di wilayah lereng Semeru, khususnya di Kecamatan Senduro yang terbagi di Desa Burno dan Kandang Tepus,” kata Ir Indah Amperawati Masdar, MSi.

Sejauh ini, pasar di berbagai supermarket di berbagai kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, juga telah meminati Pisang Mas Kirana untuk menjadi salah satu daya tarik dari jualannya.

“Dengan potensi market seperti ini, saya menilai produktivitas 350 ton perbulan itu masih sangat kecil. Jumlah itu hanya untuk pasar regional dan nasional saja. Padahal, Pisang Mas Kirana sudah merambah pasar Malaysia, Singapura dan sejumlah Negara tetangga lainnya,” bebernya.(her/rst)

Sumber :  http://jaringradio.suarasurabaya.net/news/2013/121889-Pemkab-Lumajang-Jalin-MoU-Dengan-Perhutani
Tanggal : 18 Juli 2013