KEDU UTARA, PERHUTANI (12/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara terus mendorong peningkatan potensi wisata alam pendakian melalui skema kemitraan bersama masyarakat desa hutan. Salah satu wujud kolaborasi tersebut terlihat pada pengelolaan wisata pendakian Gunung Sumbing via Garung, atau yang lebih dikenal dengan STICK PALA, yang berada di wilayah Desa Butuh Lor, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Pengelolaan jalur pendakian ini dilaksanakan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mugi Lestari melalui skema bagi hasil yang transparan, terukur, serta mengedepankan prinsip hutan lestari dan pemberdayaan masyarakat lokal, Jumat (12/12).
Administratur KPH Kedu Utara, Andrie Syailendra, menyampaikan bahwa Perhutani berkomitmen mendukung pengembangan wisata alam dan pendakian yang dikelola secara profesional serta tetap memperhatikan aspek kelestarian hutan.
“Perhutani membuka ruang kolaborasi yang sehat dengan LMDH dan pihak desa dalam mengelola jalur pendakian ini. Prinsip Perhutani jelas: hutan lestari terjaga, masyarakat memperoleh manfaat, dan kegiatan wisata berjalan dengan tertib serta aman,” ujar Andrie.
Ia menambahkan bahwa penguatan kelembagaan lokal menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan wisata pendakian, terutama di kawasan yang memiliki potensi besar seperti Gunung Sumbing.
Ketua LMDH Mugi Lestari Desa Butuh Lor Sumardi menjelaskan bahwa kemitraan dengan Perhutani memberikan landasan legal dan tata kelola yang terarah dalam pengelolaan wisata pendakian Gunung Sumbing via Garung. Ia menyebutkan bahwa sejak jalur pendakian ini dikembangkan, keterlibatan masyarakat meningkat signifikan.
“Banyak warga kini terlibat sebagai petugas basecamp, pemandu, porter, parkir, hingga penyedia jasa UMKM. Pendapatan masyarakat ikut terbantu,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Basecamp Gunung Sumbing via Garung Imtihani yang menekankan bahwa penataan jalur dan pelayanan pendaki terus ditingkatkan. Menurutnya, nama STICK PALA kini semakin dikenal oleh pendaki dari berbagai daerah sehingga potensi kunjungan terus bertumbuh.
“Kami mengedepankan keamanan pendaki, kebersihan jalur, dan kenyamanan pelayanan. Setiap pendaki yang masuk melalui Basecamp Garung mendapatkan briefing keselamatan serta imbauan mengenai etika pendakian agar jalur tetap terjaga,” ungkap Imtihani.
Dampak positif keberadaan wisata pendakian Gunung Sumbing via Garung sangat dirasakan masyarakat Desa Butuh Lor. Selain membuka lapangan pekerjaan, aktivitas wisata juga mendorong berkembangnya usaha lokal, seperti warung, penginapan rumahan, persewaan perlengkapan outdoor, serta produk makanan khas desa. Perputaran ekonomi ini membuat masyarakat semakin memiliki kepedulian terhadap kelestarian hutan karena keberlanjutan wisata sangat bergantung pada kondisi lingkungan.
Melalui kolaborasi antara Perhutani, LMDH, dan pengelola basecamp, wisata pendakian Gunung Sumbing via Garung diharapkan terus berkembang sebagai destinasi yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Pendakian bukan hanya menjadi kegiatan rekreasi, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi serta penguatan hubungan masyarakat dengan kawasan hutan. Dengan menjaga kelestarian alam, manfaat wisata akan terus dirasakan oleh generasi kini dan mendatang. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025