Pengamanan hutan di Pulau Jawa, sudah tidak lagi dengan menggunakan senjata api (senpi) , baik laras panjang atau pendek. Tapi pengamanan hutan lebih mengutamakan pendekatan atau komunikasi dengan masyarakat sekitar hutan.
“Semua polisi hutan polhut yang sebelumnya dilengkapi senpi, sekarang sudah ditarik di polda masing masing. Sedang untuk pengamanan hutan, polhut lebih mengutamakan pendekatan sosial kepada masyarakat,” kata Direktur Utama (Dirut) Perum Perhutani Bambang Sukmanto ketika dihubungi KR, Sabtu (17/12) usai menutup pendidikan 180 personel Polhut di Sekolah Polisi Negera (SPN) Purwokerto.
Menurutnya kebijakan baru untuk tidak mempersenjatai jenis senpi, karena untuk mengikuti kondisi di lapangan, dengan adanya penurunan angka kejahatan pencurian kayu di hutan. Sedang pengamanan ke depan lebih dikedepankan pendekatan kepada masyarakat. Meski begitu pengamanan hutan di Pulau Jawa yang mencapai 2,4 juta hektare secara rasio dinilai masih rendah. Hal ini dilihat dari perbandingan luas hutan dengan jumlah polhut yang hanya 6.800 personel. Untuk itu pengamanan hutan selanjutnya tetap melibatkan masyarakat desa sekitar hutan dan pihak kepolisian.
Terpisah Kepala Biro Perlindungan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani, Bambang Sukardjo menjelaskan 180 Polhut yang telah mengkuti pendidikan di SPN Purwokerto selama dua bulan nantinya akan ditempatnya di tiga Unit Perhutani. Mereka akan diterjunkan di unit yang ada di Jawa yakni Unit Jawa Barat, Unit Jawa Tengah, dan Unit Jawa Timur.
Selanjutnya mereka digabungkan dengan polhut lainnya yang sebelumnya sudah bertugas dilapangan. Penambahan polhut di Perum Perhutani dilakukan karena kebutuhan di lapangan semakin banyak. (Dri) – s
KEDAULATAN RAKYAT:: Senin, 19 Desember 2011 Hal. 12