LIPUTAN6.COM (15/11/2022) | Kekayaan dan keanekaragaman hayati Kabupaten Probolinggo kembali menarik kehadiran para pengamat burung dari mancanegara,

Setelah sebelumnya pengamat burung dari Belanda dan Jerman mampir di kawasan mangrove Kecamatan Gending, kali ini giliran David Barnett (70) asal Afrika Selatan, mencoba mengamati beberapa burung endemik Jawa di Probolinggo yang status konservasinya mulai terancam punah.

David Barnett ditemani dua orang Birding Tour Operator, yakni Oka Dwi Prihatmoko dari Birding Indonesia-Bali dan Waskito Kukuh Wibowo dari Birdpacker Indonesia-Malang.

Setidaknya ada dua spesies jenis burung endemik Jawa yang masuk ke dalam daftar para pengamat burung ini dan semuanya masih bisa dijumpai di Probolinggo. Di antaranya adalah Kacamata Jawa (zosterop flavus) atau Javan White-Eye serta Bubut Jawa atau Javan Caucal.

Agar membuahkan hasil, kehadiran tiga pengamat burung ini juga dikawal oleh dua komunitas lokal Probolinggo. Yakni komunitas fotografer satwa liar Probolinggo dan juga Pelindung Rimba & Satwa Liar Indonesia (Perisai).

Untuk spot pengamatan Bubut Jawa difokuskan pada lokasi perkebunan hutan kesambi milik Perhutani di Desa Bhinor Kecamatan Paiton. Sedangkan untuk mengamati Kacamata Jawa, mereka harus berpindah lokasi di salah satu spot mangrove Desa Asembagus Kecamatan Kraksaan.

Selama pengamatan dan pengambilan dokumentasi, David Barnett mengaku sangat senang. Hal ini karena dua spesies burung langka yang memang sudah lama ada di daftar pencariannya itu akhirnya bisa ditemuinya pada birding trip kali ini.

“Saya rasa ini adalah trip terakhir saya ke luar negeri. Saya sangat senang satu persatu target burung endemik Jawa yang saya cari akhirnya berhasil saya temui dan abadikan,” kata David, Selasa (15/11/2022).

Hal senada juga diungkapkan oleh Oka Dwi Prihatmoko, meskipun sudah malang melintang dalam mengawal trip birding selama ini, namun pihaknya belum pernah mengabadikan keberadaan burung mungil si Javan White-eye di habitat aslinya.

Terancam Punah
Jumlah populasinya yang makin rentan dan kian terancam hilangnya habitat diakuinya membuatnya sangat sulit dijumpai. Oleh karenanya trip kali ini juga mempunyai kesan tersendiri baginya.

“Burung langka ini hanya ada di Jawa dan Alhamdulillah masih ada di Probolinggo, pengamat burung mancanegara banyak yang mau datang ke Jawa hanya untuk mengamati burung-burung endemiknya dan salah satunya adalah burung Pleci ini,” ungkapnya.

Sekretaris Desa Asembagus Rofi’i saat dikonfirmasi terkait potensi keanekaragaman hayati di wilayah administrasinya mengaku sangat mendukung atas adanya kegiatan pelestarian alam semacam ini.

Menurut Rofi’i, selama ini Pemdes Asembagus juga telah berupaya semaksimal mungkin agar para satwa yang mendiami kawasan mangrovenya bisa betah. Karena hal ini juga merupakan faktor pendukung atas rencana dikembangkannya objek wisata alam di desanya.

“Bentuk dukungan kami yang nyata adalah adanya kelompok masyarakat pecinta alam yang tugasnya mengurus dan memelihara kawasan mangrove di wilayah kami. Kedepan juga akan segera kami susun Perdes Perlindungan Mangrove dan Satwa Liarnya,” tandasnya.

Sumber : liputan6.com

Tanggal : 15 November 2022