JPNN.COM (23/09/2022) | Perhutani berupaya membangun budaya inovasi guna mendukung program ketahanan energi dan pangan nasional.

Upaya tersebut diwujukan dengan meluncurkan Klon Unggul Jati dan Klon Unggul Kayu Putih melalui Perhutani Forestry Institute (PeFI). Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan klon unggul Jati yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani (JPP).

Corporate Institute (PeFI) berfungsi sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan inovasi bagi perusahaan termasuk mengelola riset serta inovasi teknologi dan produk, menciptakan bisnis/produk baru. “Kami berharap JPP dapat menjadi acuan dalam pengembangan tanaman jati dan menjadi bibit jati terbaik di Indonesia,” kata Wahyu dalam keterangannya, Jumat (23/9). Selain jati, Perhutani juga mengembangkan minyak kayu putihyang termasuk dalam Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Diketahui, kebutuhan minyak kayu putih dalam negeri nasional mencapai 1.500 ton/tahun dan produksi dalam negeri hanya sekitar 450 ton/tahun. “Peluang pasar untuk produk minyak kayu putih sangat baik,” tutur Wahyu,

Kepala Perhutani Forestry Institute Budi Shohibuddin mengungkapkan bahwa pada 2009, Perhutani telah mendapatkan seritfikat Hak Perlindungan Variates Tanaman (PVT) dari Kementerian Pertanian untuk Jati Plus perhutani (JPP) PHT 1 dan 2.

JPP yang merupakan produk PeFI, melalui Departemen Riset dan Inovasi hingga saat ini telah dibudidayakan pada lebih dari 200.000 Ha lahan di wilayah kerja Perhutani. “PeFi berinovasi untuk terus mencari klon-klon unggul untuk keragaman genetik pada komoditas yang diusahakan,” ungkapnya. Pada 2020, Perhutani mendapatkan dua klon yaitu PHT 3 dan 4 dengan keunggulan cepat tumbuh serta memiliki sifat dan performa yang diharapkan mampu diterima oleh pasar. (jlo/jpnn)

Sumber : jpnn.com

Tanggal : 23 September 2022