KBRN, Jakarta – Bertepatan dengan Hari Pohon se Dunia dan dalam rangka menyukseskan Hari Menanam Nasional, Perum Perhutani Kamis (21/11/2013) meluncurkan “Perhutani Green Pen Award” yaitu gerakan budaya menulis cerita pendek genre sastra hijau bagi generasi muda Indonesia. Perhutani berharap gerakan ini mendorong masyarakat terutama generasi muda sejak dini mencintai hutan dan lingkungan melalui pendekatan budaya.
“Kegiatan ini bertujuan menggerakkan budaya menulis cerita tentang dan lingkungan pada generasi muda yang diharapkan kegiatan berbasis budaya ini bermanfaat untuk menumbukan kreatifitas, mengasah dan kesadaran lebih awal akan pentingnya hutan dan lingkungan sekaligus membangun karakter di era digital yang serba instan,” harap Direktur Utama Perum Perhutan Bambang Sukmananto saat membuka kegiatan tersebut di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Kamis (21/11/2013).
“Saya ingin anak-anak mengenal pohon, hutan dan lingkugan lebih baik, punya kepekaan akan fungsinya sejak dini dan mampu menuangkan kepekaan ini dalam bentuk karya tulis sastra,” tambahnya lagi.
Bambang Sukmananto juga menjelaskan, hutan adalah penghasil oksigen. Hutan Perhutani di pulau Jawa saja menyerap emisi karbon rata-rata 1,5 miliar ton CO2 equivalen setiap tahun. Akar-akar pohon yang kokoh merupakan penyimpan air yang baik. Tidak Kurang dari 772 titik mata air dan 337 air terjun terdapat di dalam kawasan hutan perhutani.
“Perhutani, juga selalu menanam 200 juta pohon setiap tahunnya terdiri dari jati, mahoni, sonokeling, kesambi, jabon, akasia dan lainnya untuk kelestarian sumber daya hutannya. Jumlah ini belum termasuk kontribusi pada hutan rakyat dan kegiatan penghijauan lainnya. Hutan dengan interaksi sosialnya yang unik merupakan sumber inspirasi untuk sebuha karya tulis sasta,” ungkapnya.
Kegiatan berbasis budaya ini, jelas Ketua Penyelenggara Perhutani Green Pen Award yang juga Sekretaris Perusahaan dan Kepatuhan Perum Perhutani Hari Priyanto, baru pertama kali digelar oleh Perhutani bekerjasama dengan lembaga pendidikan sastra Rayakultura.
Selain memberikan manfaat dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai hutan, bumi dan alam, lomba akan memasyarakatkan budaya menulis di kalangan anak-anak sejak dini, mengasah kcerdasan emosi, intelektual dan pengembangan karakter serta mengajak orang tua, guru dan pengajar membiasakan putra-putrinya menulis agar mampu menjalani proses belajar secara terpadu dan optimal.
“Perhutani mendorong kesadaran penyelamatan hutan dan lingkungan sejak dini karena masa depan bumi dan alam ini ada di tangan geneerasi muda sesuai salah satu misi sosial Perhutani yakni pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan untuk kesejahteraan anak bangsa,” tandasnya.
Acara Perhutani Green Pen Award sekaligus mengawali dibukanya lomba menulis Cerpen Hutan Lingkungan, dihadiri 420 undangan perwakilan dari 100 sekolah di Jabodetabek bersama guru pendamping dengan total hadiah Rp50 juta. Kegiatan ditutup dengan Workshop “Menulis Sastra Hijau Bersama Perhutani” yang diikuti 200 peserta.
Disela workshop peserta diperkenalkan pada pohon, hutan dan sejarah kehutanan Indonesia dengan berkeliling ke Arboretum dan Museum Kehutanan Manggala Wanabakti Jakarta.
Sebelumnya, acara juga ditandai dengan peluncuran buku “Seni menulis Sastra Hijau Bersama Perhutani” untuk generasi muda dan “Fun Writing for Kids-Mencerdaskan Anak Melalui Menulis” untuk para pendidik anak-anak balita. Buku yang ditulis oleh Naning Pranoto, Soesi Sastro dan Sides Sudyanto DS tersebut diharapkan menginspirasi anak-anak dan remaja untuk bisa menulis karyanya dengan bahasa sastra yang baik. (Waddi/WDA)
RRI Online | 22 Nopember 2013 | 06.00 WIB