BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (22/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat memberikan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) kepada mahasiswa Magang dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani) Kupang. Materi difokuskan pada pengenalan Stasiun Pemantauan Lingkungan (SPL) dan penggunaan Ombrometer sebagai alat ukur curah hujan, bertempat di petak 8f Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bayu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rogojampi, Jumat (21/11).

Mewakili Administratur KPH Banyuwangi Barat, Asisten Perhutani (Asper) Licin, Adi Raharjo menjelaskan bahwa SPL berfungsi sebagai sarana pemantauan kondisi lingkungan hutan, termasuk curah hujan, kualitas air, debit sungai, dan tingkat erosi untuk mendukung pengelolaan hutan lestari.
“Ombrometer adalah alat ukur curah hujan manual yang digunakan untuk mengetahui jumlah hujan dalam periode tertentu, biasanya 24 jam. Data ini menjadi dasar perencanaan, monitoring, dan strategi konservasi hutan,” jelasnya.

Materi teknis disampaikan oleh Kepala Urusan (Kaur) Teknik Kehutanan BKPH Rogojampi, Ibnul Mubarok. Ia menerangkan bahwa Ombrometer bekerja dengan menampung air hujan melalui corong kalibrasi, kemudian diukur secara manual menggunakan gelas ukur standar.
“Data curah hujan ini sangat penting untuk analisis iklim, monitoring kesehatan hutan, mitigasi kebakaran dan banjir, serta penyusunan strategi pengelolaan ekosistem,” ungkapnya.

Salah satu mahasiswa Politani Kupang, Yohanis Baitanu, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan belajar langsung di lapangan.
“Materi ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman teknis dan aplikatif mengenai pengamatan lingkungan. Data curah hujan menjadi kunci mitigasi bencana, analisis hidrologi, dan adaptasi perubahan iklim,” ujarnya. (Kom-PHT/Bwb/Eko)

Editor:Lra
Copyright©2025