BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (15/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat mulai melakukan penanaman perdana tahun 2025 bertempat di petak 47a-7 wilayah Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Wonoasih, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Glenmore, pada Rabu (12/11).

Penanaman perdana tanaman tahun 2025 ini dihadiri Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Wawan Triwibowo yang didampingi Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat Muklisin beserta jajarannya dan Kelompok Tani Sadap serta Kelompok Tani Tebangan lingkup BKPH Glenmore,

Dalam kesempatan itu, Wawan Triwibowo mengatakan bahwa kunci sukses tanaman adalah harus menyiapkan bibit pinus yang siap dengan kegiatan persemaian yang sesuai dengan tata waktu. “Sukses di tanaman itu kebanggaannya akan selamanya jadi keberhasilannya melekat, telunjuk kita bisa bercerita sejarah dengan bangga bahwa itu hutan yang saya tanam dan menjadi kebanggaan seumur hidup, jadi jangan berkecil hati bagi mandor tanam,” ujar Kadivre Jatim.

“Dalam menilai tanaman saya tidak berdasarkan prosentase tapi melalui KMS (Kartu Menuju Sehat) Tanaman Pinus dengan melihat pertumbuhan pinus umur 1 tahun sekian tingginya, pada umur 2 tahun sekian tingginya dan kegemukan (kesehatan) sekian, itu harus dipahami,” terangnya.

Administratur KPH Banyuwangi Barat, Muklisin mengatakan bahwa KPH Banyuwangi Barat siap untuk mensukseskan tanaman tahun 2025 dengan menyiapkan bibit pinus yang unggul dan siap tanam, pihaknya juga siap untuk mengawal keberhasilan tanaman sampai dengan lepas kontrak dengan para pesanggem.

“Sistem pengelolaan tanaman kehutanan dengan sistem tumpangsari, di mana masyarakat atau pesanggem diizinkan menanam tanaman pertanian seperti jagung di sela-sela tanaman kehutanan berupa pinus, yang diatur berdasarkan kontrak dan akan lepas dari pengelolaan tumpangsari setelah tanaman pokok mencapai usia tiga tahun,” terang Muklisin.

“Jadi kita selalu melibatkan masyarakat disekitar hutan sebagai petani hutan (pesanggem) untuk pengelolaan hutan dibidang tanaman,” ungkapnya.

Pathor selaku Kelompok Tani Sadap (KTS) Panggungrejo mengatakan bahwa selama ini masyarakat disekitar hutan sangat menggantungkan hidupnya pada hutan, misalnya sebagai penyadap pinus dan sebagai pesanggem, dan Perhutani telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk menanam palawija tanpa harus bayar tapi dengan syarat harus merawat tanaman kehutanan.

“Kami akan bertekad akan kawal keberhasilan tanaman tahun 2025 ini karena telah memberikan kami lapangan pekerjaan karena pada saatnya nanti ketika tanaman pinus ini bisa disadap maka kami jugalah yang akan mendapatkan hasilnya sebagai penyadap,” jelas Pathor.

“Terimakasih pada Perhutani yang telah memberi manfaat kepada masyarakat disekitar hutan seperti kami melalui kegiatan tanaman dan kegiatan pengelolaan hutan lainnya,” ujarnya dengan semangat. (Kom-PHT/BWB/eko).

Editor:Lra
Copyright©2025