KEDU UTARA, PERHUTANI (29/11/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Direktorat Usaha Jasa Lingkungan Dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hutan Produksi melaksanakan Bimbingan Teknik (Bimtek) dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat sekitar hutan dalam pengolahan serta pemasaran HHBK Kopi berkelanjutan di wilayah KPH Kedu Utara bertempat di Bejen Fruit Garden (BFG) Temanggung, Jum’at (25/11).
Turut hadir pada acara tersebut Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Tengah Djohan Surjoputro, Kepala Cabang Dinas Kehutanan wilayah IX Slamet Rohadi, Kepala Departemen Perhutanan Sosial Kantor Pusat Anton Fajar A.S, Kepala Departemen Agroforestri Kantor Pusat Isnin Soiban, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dari 5 KPH di Jawa Tengah yaitu dari KPH Kedu Utara, Kedu Selatan, Pekalongan Barat, Pekalongan Timur, Balapulang dan Pati, serta Forum Barista Nusantara (FBN) Kurnia Adi, Heru dan Joni.
Kepala Divisi Regional Jawa Tengah melalui wakilnya Djohan Surjoputro menyampaikan tentang pengelolaan usaha HHBK agroforestry kopi pada wilayah hutan Perum Perhutani. Dimana potensi agroforestry kopi tahun 2021 seluas 7.610 Ha dengan produktivitas 0,159 ton per Ha, menghasilkan 1.20 ton dengan pendapatan Rp. 5 M. Pendapatan ini meliputi sharing untuk Perhutani sebanyak Rp. 1,48 M dan untuk mitra LMDH sebanyak Rp. 3,57 M dengan jumlah petani sebanyak 27.949 orang.
Ia berharap dengan Bimtek ini dapat meningkatkan produktivitas dan menjadi role model kopi yang lebih milenial untuk dipasarkan seluruh wilayah.
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktorat Usaha Jasa Lingkungan dan HHBK Hutan Produksi, Misran menyampaikan bahwa Perhutani diberi wewenang mengelola hutan di Pulau Jawa bersama dengan masyarakat sekitar, kurang lebih terdapat 4.000 ha tanaman kopi.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menambah wawasan pengelolaan kopi dengan baik, masyarakat akan lebih sadar tentang pengelolaan kopi sehingga nilai jual dan pemasaran lebih tinggi,” ujarnya.
Para petani kopi diharap bisa menjual langsung ke konsumen, seperti di luar Jawa yang sudah berkolaborasi dengan pihak Shopee, dapat difasilitasi dengan industri lanjutan sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan produk yang dihasilkan mempunyai nilai jual tinggi. Secara bertahap akan dilakukan peningkatan produk dan kwalitas serta SDM, sehingga ke depan KPH Kedu Utara bisa menjadi sentra kopi dengan nilai produk yang semakin meningkat. (Kom-PHT/Kdu/Eko)