JAKARTA – Perum Perhutani menjajaki pasar produk kayu dan nonkayu ke Eropa Timur melalui pameran dagang yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Ukraina.
Untuk pasar negara di Eropa Timur tersebut, Perhutani menawarkan produk garden furniture, flooring, gum rosin, terpentin, dan destinasi ekowisata Perhutani. ”Keikutsertaan dalam misi dagang ini untuk membuka pasar Eropa Timur sekaligus meningkatkan nilai ekspor industri hilir yang tengah dikuatkan seperti industri derivatif gondorukem, di samping industri plywoodberbahan baku kayu sengon,” ungkap Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dalam keterangan tertulis yang diterima KORAN SINDO kemarin.

Menurutnya, sejak Perhutani masuk pasar China untuk pasar teak flooring tahun lalu, pesanannya telah mencapai 500 kontainer dalam setahun. Target menembus pasar Eropa Timur melalui Ukraina, lanjut Sukmananto, akan dijadikan tolok ukur pemasaran industri kayu BUMN tersebut di luar pasar Asia Tenggara dan Eropa Barat. Dubes RI untuk Ukraina Niniek Kun Naryatie mengatakan, pameran ini merupakan yang pertama kali bagi Indonesia untuk menawarkan produk ke negara Eropa Timur. Dalam hal ini, produk berbahan baku kayu jati belum ada pesaing di pasar Ukraina sehingga potensial meningkatkan nilai ekspor Perhutani.

Perhutani terus memperluas pasar di luar negeri. Selama ini, pasar industri kayu Perhutani seperti produk vinir telah diekspor ke Malaysia, Korea, China, dan Italia. Kuantitasnya pun terus meningkat dari 212.628 m3 pada 2009 menjadi 510.525 m3 pada 2011. Rencananya tahun 2012 ekspor vinir mencapai 561.580 m3 dan 747.464 m3 pada 2015. Untuk produk lantai kayu atau flooring, Perhutani mematok target 1.161 m3 pada 2012 dengan negara tujuan Asia seperti China, Jepang, Taiwan, Singapura, Italia, Polandia. Negara- negara tersebut selama ini telah membeli dari Perhutani kendati volumenya baru 1.056 m3.

Target pasar pada akhir 2015, diperkirakan sebesar 1.546 m3 lantai kayu akan terserap pasar Asia dan Eropa Timur. Nilai ekspor produk kayu olahan Perhutani tercatat mencapai USD3,742 juta pada 2009. Jumlah itu sempat turun menjadi USD2,719 juta pada 2011 akibat imbas melemahnya kondisi perekonomian dunia. Namun, Perhutani menargetkan pendapatan ekspor produk industri kayu naik mencapai USD3,981 juta pada 2015.

Jurnalis : M. Faizal
Media : http://www.koran-sindo.com/node/317764 /
Rabu 29 Mei 2013 11:33