Radar Semarang — Perhutani Unit I Jawa Tengah sampai 20 Juli 2013 mampu memberikan prestasi membanggakan dan bisa memenuhi target menejemen.
Tercatat pendapatan mencapai Rp 803,87 miliar atau tercapai 50 persen dengan laba Rp 324, 07 miliar. Adapun rincian realisasi pendapatan tersebut meliputi produksi kayu jati sebesar 120.992 M3 atau 73 persen dari RTT, produksi kayu rimba sebesar 55.247 M3, atau 48 persen.
Sedang untuk produksi getah pinus sebanyak 21.618 ton atau 44 persen dari RKAP, produksi getah kopal sebanyak 111 to atau 60 persen dari RKAP dan produksi daun kayu putih sebesar 3.374 ton atau 31 persen dari RKAP.
Sementara untuk produksi gondorukem 13.737 dari 37 RKAP, produksi Terpentin 2.484 atau 32 persen dari RKAP dan produksi minyak kayu putih sebesar 20,78 ton dari 22 persen RKAP. ”Hasil pengamanan sampai dengan Juni 2013 yang berasal dari sisa pencarian, temuan, tangkapan dan penggeledahan atasa kayu bundar 535 M3, kayu persegian 102 M3 dan kayu bakar senilai 1,23 miliar,” kata Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng, Ir Teguh Hadi Siswanto MM didampingi Adm KPH Purwodadi Gunawan Catur dalam acara buka bersama rayon 3 dan 4 Jawa Tengah di halaman KPH Perhutani Purwodadi, Rabu (24/7).
Keberhasilan selama ini, kata Teguh tidak lepas dari kebersamaan dalam melaksanakan program dari semua unit mulai dari KPH, BKPH, KBM. Untuk menjaga agar target tahun 2013 sebanyak 1.689 triliun bisa tercapai, Perhutani yang bergerak di bidang produksi kayu dan non kayu dengan meningkatkan produksi.
”Sekarang ini Perhutani tidak hanya mengandalkan produksi kayu, tetapi mengarah pada non kayu. Seperti produksi kayu putih di KPH Gundih dimana tahun 2014 nanti akan membuka lahan 200 hektare lagi.
Dengan adanya pembukaan lahan baru bisa memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar untuk bisa mendapatkan tambahan penghasilan,’ terang dia. Teguh mengaku, Perhutani rayon 4 yang terdiri dari KPH Cepu, KPH Blora, KPH Kebonharjo, KPH Mantingan dan KPH Pati merupakan tulang punggung Perhutani Jateng.
Sehingga wilayah tersebut, harus diberdayakan untuk mengajak masyarakat dalam peningkatan ekonomi. Seperti penanaman porang di Blora yang bisa digarap oleh masyarakat sekitar yang mempunyai timbal balik dalam peningkatan ekonomi. ”Untuk merealisasikan itu, tahun 2014 mendatang akan dibangun pabrik porang di Kabupaten Blora. Sehingga nantinya ekonomi masyarakat sekitar bisa terangkat,” ujarnya. (mun/ida)
Sumber : Radar Semarang, Hal 7
Tanggal : 26 Juli 2013