PURWODADI, PERHUTANI (16/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi mencatat pencapaian membanggakan melalui program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) yang dilaksanakan di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung, Minggu (15/06). Pada panen kedua tahun 2025 ini, produksi tebu menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa hutan produksi mampu memberikan kontribusi terhadap program ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Capaian yang paling membanggakan adalah produktivitas tebu tahun ini yang mencapai 77,1 ton per hektare, melampaui target awal sebesar 70 ton per hektare. Angka ini mencerminkan peningkatan kualitas budidaya, pengawalan teknis yang optimal, serta sinergi yang kuat antara Perhutani, petani penggarap, dan pihak industri gula. Tim dari Pabrik Gula (PG) Rejo Agung juga mencatat rendemen sebesar 16, menandakan bahwa tingkat kemanisan tebu telah memenuhi standar yang sangat baik.

Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ini. Katanya, capaian tahun ini sangat membanggakan. Bukan hanya melampaui hasil panen tahun sebelumnya, tetapi juga berhasil menembus target produktivitas nasional.

“Ini adalah langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional tanpa mengabaikan prinsip kelestarian hutan. Perhutani terus berkomitmen mendampingi mitra hingga tahap pengangkutan, dan yakin produksi akan terus meningkat. Capai NPS, Lampaui Target! adalah semangat yang KPH Purwodadi bawa dalam setiap langkah,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala BKPH Bandung, Sri Purwanto, turut menyampaikan rasa bangga atas pencapaian yang telah diraih. Ia bersyukur dan bangga, karena target produktivitas 70 ton per hektare berhasil dilampaui dengan capaian sementara 77,1 ton per hektare.

“Ini tidak lepas dari kerja keras seluruh tim lapangan, mitra petani, dan dukungan manajemen. Dengan panen yang masih berlangsung, angka ini masih akan terus bertambah,” tegasnya.

Pihak industri juga memberikan apresiasi atas keberhasilan ini. Perwakilan dari PG Rejo Agung, Deta Polanika, menyatakan bahwa Perhutani telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam menjaga kualitas dan proses panen.

“Kolaborasi ini sangat membantu kami dalam menjaga kelangsungan pasokan tebu berkualitas. Ini adalah kemitraan yang mendukung industri sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.

Program Agroforestry Tebu Mandiri merupakan bentuk integrasi antara produktivitas ekonomi dan prinsip kehutanan lestari, dengan melibatkan serta memberdayakan masyarakat sekitar hutan. Melalui pendekatan ini, hutan tidak hanya menjadi kawasan konservasi, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi desa serta penopang kedaulatan pangan Indonesia. (Kom-PHT/Pwd/Aris)

Editor: Tri

Copyright © 2025