TASIKMALAYA, PERHUTANI (02/07/2025) | Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya menggelar koordinasi strategis bersama Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VI Provinsi Jawa Barat. Pertemuan berlangsung di Kantor KPH Tasikmalaya pada Selasa (01/07) dan difokuskan pada mitigasi serta antisipasi bencana di kawasan hutan negara.

Administratur/KKPH Tasikmalaya, Dadan Ginanjar, didampingi jajaran menyampaikan bahwa cuaca ekstrem menjadi tantangan utama dalam pengelolaan hutan saat ini. Oleh karena itu, sinergi dengan CDK menjadi penting untuk menyusun langkah mitigasi berbasis data iklim dan kondisi lapangan. Beberapa titik rawan longsor dan banjir telah dipetakan sebagai prioritas penanganan.

Langkah-langkah yang telah direncanakan Perhutani di antaranya pembangunan sekat air di hulu sungai, penataan jalur evakuasi di wilayah kerja, serta peningkatan patroli rutin menjelang musim penghujan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membentuk budaya sadar bencana di kalangan petugas dan masyarakat sekitar hutan.

Kepala CDK Wilayah VI, Agung Lukman, menegaskan bahwa bencana alam saat ini lebih banyak dipicu oleh pola cuaca yang sulit diprediksi, bukan semata karena kerusakan ekosistem. Ia mendorong pemanfaatan data BMKG dalam penyusunan rencana kerja dan kegiatan lapangan agar lebih adaptif terhadap perubahan cuaca.

Sebagai bagian dari rencana bersama, Perhutani dan CDK sepakat menyusun peta rawan bencana berdasarkan topografi, curah hujan, serta data historis kejadian di kawasan hutan. Tim teknis gabungan akan turun ke lapangan untuk verifikasi lokasi dan memastikan kesiapan kawasan prioritas.

Koordinasi juga mencakup rencana pelaksanaan simulasi tanggap darurat yang melibatkan masyarakat, perangkat desa, karang taruna, dan LMDH. Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespons bencana secara cepat dan tepat.

Selain itu, disepakati pentingnya edukasi lingkungan kepada pelajar dan warga di sekitar hutan. Materi mengenai cuaca ekstrem dan dampaknya akan dimasukkan dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan Perhutani dengan dukungan narasumber dari CDK dan mitra lainnya. Dengan sinergi ini, kawasan hutan diharapkan semakin tangguh dan adaptif menghadapi dinamika iklim global. (Kom-PHT/Tsm/Irbas)

Editor: EM

Copyright © 2025