GUNDIH, PERHUTANI (21/08/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menggelar sosialisasi serta simulasi penanganan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Segorogunung, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Segorogunung, Desa Nglinduk, Kecamatan Gabus, pada Senin (18/08).

Hadir dalam kegiatan itu Administratur KPH Gundih, Wakil Administrator, jajaran manajemen, Kepala BKPH Segorogunung beserta staf, Wakapolres Grobogan bersama jajaran Polsek Gabus, Satuan Polisi Pamong Praja, serta tiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Administratur KPH Gundih, Haris Setiana, dalam sambutannya menjelaskan bahwa sasaran utama sosialisasi ini adalah LMDH, masyarakat desa hutan, serta karyawan Perhutani KPH Gundih. Tujuannya agar semua pihak dapat melakukan pencegahan sejak dini ketika terjadi kebakaran, sehingga api tidak cepat merambat dan meluas ke seluruh kawasan hutan.

“Kegiatan sosialisasi ini bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Grobogan, sekaligus menjadi salah satu rangkaian kegiatan Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan yang digelar Perhutani Gundih di BKPH Segorogunung, RPH Segorogunung, tepatnya di hutan petak 41,” katanya.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia, khususnya petugas lapangan, LMDH, serta masyarakat sekitar kawasan hutan dalam upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan.

Sementara itu, Kepala Bidang Damkar Grobogan, Ahmad Rifki, mengatakan bahwa pihaknya memberikan pelatihan dasar teknik pemadaman api. Hal itu bertujuan agar peserta memiliki keterampilan dalam penanganan serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan jika sewaktu-waktu terjadi insiden di kawasan hutan.

“Sosialisasi dan pelatihan dasar ini lebih ditekankan pada kesiapsiagaan untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia, khususnya petugas lapangan, LMDH, dan masyarakat sekitar kawasan hutan, terutama di lokasi yang sulit dijangkau mobil pemadam,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa banyak faktor penyebab kebakaran hutan, salah satunya adalah puntung rokok yang dibuang sembarangan. Tanpa disadari, puntung rokok yang jatuh di semak belukar kering dapat memicu api yang kemudian merembet membakar serasah daun di sekitarnya.

Selain itu, gelas atau botol air mineral bekas yang masih berisi air juga berpotensi menimbulkan kebakaran. Pasalnya, pantulan cahaya matahari pada botol tersebut dapat menjadi sumber panas hingga memicu api di kawasan hutan.

Di akhir acara, seluruh peserta diberikan simulasi penanganan kebakaran hutan menggunakan peralatan sederhana. Mereka juga mempraktikkan teknik memadamkan api dengan cara yang benar, mudah, dan aman. (Kom-PHT/Gdh/Dwi)

Editor: Tri

Copyright © 2025