KEDU UTARA, PERHUTANI (14/07/2025) | Dalam rangka peningkatan tata kelola komoditas kopi berbasis kehutanan sosial, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) melaksanakan studi banding skema bagi hasil natura komoditas kopi ke Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, wilayah kerja Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, pada tanggal 9–11 Juli 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan bidang Agroforestri dan Pengembangan Bisnis Divre Janten, KPH Bandung Selatan serta jajaran, dengan rangkaian acara berupa diskusi teknis, kunjungan lapangan ke gudang kopi dan petak tanaman kopi, serta dialog bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mitra kerjasama di BKPH Candiroto.

Kepala Seksi Utama Agroforestri Divre Janten, Suwandi, yang hadir mewakili Kepala Perhutani Divre Janten, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Perhutani untuk terus memperbaiki sistem pengelolaan kopi yang berkeadilan dan partisipatif.

“Kami melihat praktik di KPH Kedu Utara memiliki sejumlah hal positif, terutama dalam mekanisme bagi hasil natura yang lebih adaptif terhadap karakteristik tanaman kopi robusta. Skema ini memberikan porsi hingga 70% untuk LMDH dan petani kopi, dan selebihnya untuk Perhutani, yang mencerminkan semangat kemitraan sejati,” ungkap Suwandi.

Ia juga menekankan pentingnya adaptasi pendekatan berbasis lokal dalam pengelolaan kopi di wilayah kerja Divre Janten, khususnya karena sebagian besar komoditas kopi di wilayah ini adalah jenis arabika.

“Meskipun jenis kopi yang dikembangkan berbeda, kami memperoleh banyak pembelajaran, mulai dari tata kelola gudang, tahapan ubinan, hingga strategi pengamanan saat panen. Ini sangat penting sebagai bahan penyusunan mekanisme internal yang lebih sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat hutan kami,” tambahnya.

Dalam sesi dialog, Ketua LMDH Argo Sejahtera Desa Kemuning, Kusmianto, bersama anggotanya turut memaparkan pengalaman mereka dalam penerapan sistem bagi hasil natura. Mereka menjelaskan bagaimana masyarakat setempat sudah terbiasa mengolah kopi hingga bentuk green bean, sehingga pembagian hasil dapat dilakukan lebih transparan dan adil. Prinsip keterbukaan, kepercayaan, dan pembagian peran yang jelas di antara anggota menjadi kunci keberhasilan skema tersebut di wilayah Candiroto.

Perhutani Divre Janten menilai bahwa kolaborasi lintas wilayah ini penting untuk memperkuat posisi petani hutan dalam rantai pasok kopi, sekaligus memastikan prinsip keberlanjutan tetap terjaga. (Kom-pht/DivreJanten/Ga) 

Editor:EM
Copyright©2025