MADURA, PERHUTANI (14/07/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura mendukung acara Forum Group Discussion (FGD) yang membahas updating tutupan lahan di Kabupaten Pamekasan yang digelar oleh Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH) Kabupaten Pamekasan diruang rapat DKLH, Selasa (14/07).

Selain Perhutani KPH Madura dan DKLH Kabupaten Pamekasan acara tersebut diikuti oleh Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dinas Perikanan dan Kelautan dan Stakeholder lainnya.

Dalam FGD tersebut membahas penutupan lahan yang menggambarkan batas penampakan area tutupan diatas pemukaan bumi yang terdiri dari bentang alam atau bentang buatan sesuai Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.

Administratur KPH Madura Rumhayati yang diwakili oleh Kepala Seksi Perencanaan Pengembangan Bisnis (PPB) Hermawan menyampaikan, bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan FGD pembahasan tentang tutupan lahan. Menurutnya tutupan lahan dari citra satelit harus dibedakan yang masuk kawasan hutan jati, mangrove dan tanaman kayu putih. “Ada seluas 747 hektar luas kawasan hutan yang dikelola Perhutani di Kabupaten Pamekasan”, katanya.

Penutupan lahan atau land cover kata Hermawan, merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kenampakan lahan secara fisik, baik kenampakan alami maupun kenampakan buatan manusia.  “Terkadang ada juga yang menyebutnya land use atau penggunaan lahan, namun kedua kata tersebut memiliki maksud yang berbeda,” ujarnya.

“Ada yang berpendapat bahwa penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut,” jelasnya.

Kegiatan FGD dibuka oleh Kepala DKLH Kabupaten Pamekasan Amin Jabier yang dalam sambutannya menyampaikan, bahwa tutupan lahan adalah tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat diamati bersama dan merupakan suatu hasil pengaturan, aktivitas dan perlakuan manusia yang dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan produksi perubahan maupun perawatan pada penutupan lahan.

“Kami berharap dalam diskusi ini para peserta dapat memberikan masukannya dan untuk mencarikan solusinya,” ucapnya.

“Berkurangnya luas hutan dan perkebunan serta bertambahnya pemukiman penduduk menyebabkan degradasi lingkungan. Dalam kaitan tersebut agar data tutupan lahan dapat dianalisa bersama-sama untuk memperoleh solusinya,” tutupnya. (Kom-Pht/Mdr/Mbl)

Editor : Ywn

Copyright©2020