KEDU UTARA, PERHUTANI (30/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanggung, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kwadungan, terus mendorong pelestarian budaya dan pengembangan wisata melalui pengelolaan kawasan Umbul Jumprit. Destinasi wisata alam dan budaya ini terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya melalui penyelenggaraan tradisi Open Pundhen (Ngopeni Petilasan) yang digelar setiap bulan Suro, Jumat (27/06).
Perhutani bersama masyarakat adat Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, secara konsisten menjaga kelestarian kawasan sekaligus mendukung tradisi spiritual yang telah diwariskan secara turun-temurun. Kegiatan Open Pundhen menjadi magnet budaya yang mampu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Peningkatan jumlah wisatawan membawa dampak langsung terhadap perputaran ekonomi lokal. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pedagang kuliner, penyedia jasa parkir, hingga pengelola homestay turut merasakan manfaat dari meningkatnya kunjungan wisata. Kolaborasi antara Perhutani, pemerintah desa, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) memperkuat pengelolaan destinasi wisata berbasis pelestarian dan pemberdayaan masyarakat.
Administratur KPH Kedu Utara, Maria Endah Ambarwati, menyampaikan bahwa Perhutani berkomitmen untuk menjaga harmoni antara konservasi alam, pelestarian budaya, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Tradisi seperti Open Pundhen ini bukan hanya warisan spiritual, tetapi juga potensi wisata budaya yang harus dirawat bersama,” ujarnya.
Melalui sinergi yang terus dibangun, Umbul Jumprit menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata berbasis kearifan lokal mampu menghadirkan manfaat ekonomi tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisi dan pelestarian lingkungan.
Dalam sambutannya, Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Temanggung mendukung sepenuhnya kegiatan ini karena mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian air sebagai sumber kehidupan.
“Jika pelestarian berhenti, maka salah satu variabel kehidupan akan ikut berhenti, karena air adalah salah satu elemen yang sangat penting bagi kehidupan,” tegasnya.
Agus menambahkan bahwa pihaknya dan Perhutani akan berusaha mengembangkan tempat wisata Umbul Jumprit agar menjadi salah satu destinasi unggulan yang menarik. Dengan demikian, desa-desa di sekitar kawasan Jumprit juga akan merasakan dampak positifnya. (Kom-PHT/Kdu/Eko)
Editor: Tri
Copyright © 2025