KENDAL, PERHUTANI (05/07/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal turut mendukung pelaksanaan tradisi nyadran yang digelar oleh masyarakat Dukuh Manggung, Desa Sidodadi, Kecamatan Patean, pada Jumat (04/07). Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Perhutani dalam melestarikan kearifan lokal dan budaya masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan.

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gemuhsingkalan, tokoh agama, serta seluruh warga Dukuh Manggung yang hadir dengan penuh antusias.

Administratur KPH Kendal, Muhadi, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat atas upaya dalam menjaga tradisi warisan leluhur. “Perhutani hadir dalam tradisi nyadran Dukuh Manggung sebagai bentuk penghormatan dan dukungan terhadap pelestarian budaya lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,” ujarnya.

Kepala RPH Gemuhsingkalan, Darmadi, menjelaskan bahwa tradisi nyadran merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan masyarakat setiap memasuki bulan Muharam atau yang lebih dikenal dengan sebutan bulan Suro.

“Seluruh warga berkumpul di jalan desa sambil membawa berkat berupa nasi bucu dari masing-masing keluarga. Makanan tersebut kemudian dikumpulkan, didoakan bersama, dan disantap secara gotong royong,” terangnya.

Senada dengan itu, tokoh masyarakat setempat, Purwanto, mengungkapkan bahwa nyadran merupakan bentuk rasa syukur sekaligus wujud kebersamaan warga.

“Tradisi ini diawali dengan kegiatan bersih-bersih kampung, dilanjutkan doa bersama, dan ditutup dengan makan bersama nasi bucu yang dibawa oleh masyarakat. Ini adalah tradisi turun-temurun yang terus kami lestarikan,” tuturnya. (Kom-PHT/Knd/Bkt)

Editor: Tri

Copyright © 2025