MANTINGAN, PERHUTANI (24/07/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan menghadiri pembukaan Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Tahun 2025 yang dilaksanakan di Desa Pelemsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, Kamis (22/07).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Administratur KPH Mantingan, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Rembang, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kecamatan Sumber, Pemerintah Desa Pelemsari, serta tamu undangan lainnya.

Administratur KPH Mantingan melalui Wakil Administratur, Arif Yudiarko, menyampaikan bahwa Perhutani selalu mendukung dan siap membantu dengan senang hati apabila dibutuhkan oleh jajaran TNI maupun pemangku kepentingan lainnya. Perhutani juga mendukung kegiatan TMMD di Desa Pelemsari, khususnya dalam pembangunan infrastruktur jalan yang dapat memperlancar distribusi hasil panen dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Perhutani akan selalu memberikan edukasi kepada masyarakat, termasuk para pelajar, mengenai pentingnya fungsi hutan serta menjaga kelestarian hutan dan lingkungan,” ujarnya.

Bupati Rembang, Harno, dalam sambutannya menekankan bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari selesainya proyek-proyek fisik seperti jalan dan jembatan, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan pembangunan tersebut. “Jangan hanya menjadi penonton, tetapi jadilah bagian penting dari proses perubahan dan kemajuan desa,” tegasnya.

Harno juga menyampaikan apresiasi kepada Kodim 0720/Rembang serta seluruh pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan pelaksanaan TMMD. Ia menilai program ini merupakan bentuk nyata sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mempercepat pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah pedesaan.

Sementara itu, Komandan Kodim 0720/Rembang, Letkol Arm. Winner Fradana Dieng, menjelaskan bahwa TMMD kali ini mencakup dua fokus utama, yakni pembangunan fisik dan kegiatan nonfisik.

Pada sektor fisik, pembangunan difokuskan pada pembukaan akses jalan, pembangunan talud, dan pembangunan jembatan utama sebagai penghubung antardusun. Sementara itu, sektor nonfisik meliputi penyuluhan wawasan kebangsaan, kesehatan, keluarga berencana, serta kegiatan sosial lain untuk memperkuat kapasitas masyarakat.

“Pembangunan jembatan menjadi salah satu pekerjaan berat karena dibangun dari nol. Maka kami lakukan pra-TMMD agar pekerjaan dapat lebih efisien dan selesai tepat waktu,” jelas Letkol Winner. (Kom-PHT/Mnt/Joy)

Editor: Tri

Copyright © 2025