KEDU UTARA, PERHUTANI (01/10/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, dukung Badan Karantina Pusat Jakarta menyelenggarakan kegiatan sarasehan dan penanaman bersama bibit kopi varietas Arabica Yellow Cattura di Desa Kejajar Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, masuk kawasan hutan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sigedang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo pada Senin (29/09). Acara ini dihadiri oleh sejumlah pihak, antara lain Perhutani, Basecamp Macan Sumeh, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Mulyo, kelompok petani kopi setempat, serta komunitas Omah Alam Memdolo.
Sebanyak 150 bibit kopi Arabica Yellow Cattura ditanam secara simbolis dalam kegiatan ini. Varietas kopi tersebut dikenal memiliki kualitas rasa yang khas serta potensi pasar yang tinggi di tingkat nasional maupun internasional. Harapannya, penanaman kopi ini dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat desa hutan sekaligus memperkuat ekosistem hutan melalui sistem agroforestri.
Dalam sambutannya, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Badan Karantina Indonesia, Dian Seri Rezeki Kusumastuti, menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam mendukung pengembangan kopi rakyat.
“Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendorong produk kopi lokal agar mampu bersaing di pasar global. Kami berharap kopi Arabica Yellow Cattura dari Kejajar dapat berkembang menjadi produk unggulan yang tidak hanya mendukung perekonomian petani, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.
Administratur KPH Kedu Utara yang diwakili Wakil Administratur, Cecep Gusdiana, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, pengembangan kopi di kawasan hutan merupakan langkah strategis untuk menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Perhutani mendukung penuh upaya yang melibatkan masyarakat desa hutan dalam budidaya kopi. Dengan kolaborasi ini, diharapkan tumbuh kemandirian ekonomi masyarakat tanpa mengabaikan kelestarian hutan,” ujarnya.
Kegiatan sarasehan yang berlangsung hangat juga menjadi forum diskusi antar-petani, LMDH, dan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman serta strategi pengembangan kopi. Para peserta membahas tantangan dalam budidaya kopi sekaligus peluang meningkatkan daya saing produk kopi di pasar yang lebih luas.
Dengan adanya dukungan dari Badan Karantina Pusat, Perhutani, serta berbagai komunitas lokal, kopi Arabica Yellow Cattura diharapkan menjadi salah satu ikon berkelanjutan dari Desa Kejajar. Kegiatan ini sekaligus meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian hutan, memperkuat potensi wisata agroforestri, serta meningkatkan kesejahteraan petani di sekitar hutan. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025