KUNINGAN, PERHUTANI (13/12/2021) | Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam hal penyelamatan dan pelepasliaran satwa liar, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan menghadiri acara sosialisasi penyelamatan dan pelepas liaran satwa liar macan tutul sebagai sarana edukasi masyarakat yang digelar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan, bertempat di lokasi Rumah Makan Resto J&J, Minggu (12/12).

Acara sosialisasi tersebut di hadiri Administratur KPH Kuningan Mamun Mulyadi, Bupati Kuningan Acep Purnama, Kepala TNGC Kabupaten Kuningan Teguh Setiawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan Wawan Setiawan, Dandim 0615 Kuningan Czi David Nainggolan, Kapolres Kuningan Doffle Fahlevi Sanjaya, Segenap Camat lingkup Kabupaten Kuningan, Kepala Desa dan Tokoh Masyararakat.

Dalam kesempatannya Mamun Mulyadi menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan sosialisasi penyelamatan dan pelepasliaran satwa liar seperti macan tutul tersebut karena Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten konservasi.

“Tentunya ini saling berkaitan karena di samping sebagai sarana edukasi kepada masyarakat juga untuk mempromosikan eksistensi kawasan TNGC. Kabupaten Kuningan juga sejatinya telah memiliki tempat representatif untuk melestarikan keaneka ragaman hayati dari ancaman kepunahan satwa,” ungkapnya.

Sementara itu Teguh Setiawan menjelaskan bahwa berdasarkan data dari tahun 2018, satwa liar yang ada di Gunung Ciremai Kawasan Hutan TNGC ada yang mengalami kenaikan dan penurunan populasi.

“Jumlah satwa liar yang ada yaitu Macan tutul paling banyak 3 ekor sedangkan satwa yang lainnya relatif melimpah terutama Babi Hutan dan Monyet yang berekor panjang,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Acep Purnama menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melestarikan ekosistem yang berfungsi sebagai tata air dan penyangga kehidupan untuk di integrasikan dengan aspek ekonomi dan sosial.

“Karena Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi, tentunya harus saling menghimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang tinggal di sekitar hutan untuk turut menjaga dan memulihkan habitat satwa itu sendiri,” pungkasnya. (Kom-PHT/Kng/Ddi).

Editor : Ywn

Copyright©2021