PURWAKARTA, PERHUTANI (23/05/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta memberikan dukungan kepada Yayasan Sanggabuana dan prajurit TNI dari Menlatpur Kostrad Sanggabuana dalam kegiatan survei populasi Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di Pegunungan Sanggabuana. Survei dilakukan dengan metode pemasangan camera trap, yaitu kamera berfitur sensor gerak yang dipasang di sejumlah titik lokasi yang sebelumnya terdeteksi adanya keberadaan satwa liar yang diduga Macan Tutul Jawa. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (22/05) di kawasan Hutan Gunung Sanggabuana.
Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Widi Wiliady, menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya pelestarian satwa langka tersebut.
“Kami siap mendukung Yayasan Sanggabuana dan Kostrad dalam memantau keberadaan Macan Tutul di sekitar Pegunungan Sanggabuana, khususnya di wilayah RPH Cigunungsari dan RPH Cintalanggeng. Polisi hutan dan petugas kami akan turut menjaga dan mengawasi alat yang telah dipasang. Kami juga akan melibatkan masyarakat sekitar yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di lereng Gunung Sanggabuana tetap waspada dan berhati-hati, terutama di sekitar kawasan hutan.
Sementara itu, Bernard selaku Koordinator Tim dari Yayasan Sanggabuana menjelaskan bahwa pemasangan kamera ini bertujuan untuk melakukan survei monitoring populasi Macan Tutul Jawa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan, tingkat perjumpaan, serta estimasi populasinya di kawasan tersebut.
“Selain survei populasi, kami juga mengumpulkan data mengenai preferensi satwa mangsa Macan Tutul, serta melakukan identifikasi potensi konflik dan aktivitas perburuan liar di kawasan seluas 16.500 hektare,” jelas Bernard.
Pegunungan Sanggabuana yang termasuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Pangkalan kini mulai mendapat perhatian setelah lama terabaikan. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati tinggi dengan 432 jenis satwa yang telah teridentifikasi, 41 di antaranya merupakan satwa dilindungi. Banyak dari satwa tersebut adalah endemik Jawa dan masuk dalam daftar IUCN Red List serta Appendiks I dan II CITES.
Macan Tutul Jawa sebagai salah satu satwa langka menjadi fokus utama dalam kegiatan ini. Survei populasi dilakukan oleh tim gabungan dari Perum Perhutani, Yayasan Sanggabuana, dan prajurit TNI dari Menlatpur Kostrad Sanggabuana, dengan dukungan dari Sintas Indonesia. (Kom-PHT/PWK/MP)
Editor: EM
Copyright © 2025