Perusahaan Umum (Perum) Perhutani bakal melakukan ekspansi pengembangan bisnis air minum dalam kemasan di wilayah Banyuwangi menyusul sukses bisnis sebelumnya di Pegunungan Cikeas Bogor Jawa Barat (Jabar). Sekretaris Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (Jatim), Yahya Amin, mengatakan pengembangan bisnis air minum dalam kemasan tersebut akan dilakukan pada tahun depan.

“Bisnis air minum dalam kemasan di Jatim masih menjanjikan kendati persaingannya cukup ketat,” katanya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Senin (2/7). Keyakinan ini, ujarnya, juga didasari oleh tumbuh dan berkembangnya produsen air mineral di provinsi tersebut. Selain itu jika mendatangkan bahan baku dari Bogor biayanya relatif mahal. Namun begitu, pihaknya enggan menyebut darimana sumber air yang akan dikelola di Banyuwangi tersebut.

Juru Bicara Perum Perhutani, Susetiyaningsih, mengatakan produksi air minum. di Pegunungan Cikeas Bogor dimulai Perhutani sejak 1993 dan ditopang debit mata air sebesar 36 liter per detik bersumber dari 29 sumber air permukaan. “Sejak 2011 kami sudah melakukan ekspor air minum kemasan ke Jepang.”

Pada 2012, lanjutnya, Perhutani menargetkan kapasitas ekspor meningkat menjadi 4 juta liter dari sebelumnya 2 juta liter. Dia mengklaim air minum kemasan produksi Perhutani tersebut telah memenuhi standar kesehatan karena proses produksinya melalui tujuh tahapan sterilisasi. Selain Jepang, ungkapnya, sejumlah negara di Eropa dan Amerika juga tertarik untuk mengimpor air mineral produksi Perum Perhutani tersebut.

Diversifikasi Usaha
Saat ini, Perum Perhutani melakukan diversifikasi usaha dengan tidak hanya menjual pohon dan hasil pengolahan hutan, melainkan juga mulai mengembangkan bisnis lain termasuk produksi air mineral, ekowisata, produk makanan dan minuman sehat, hingga produksi energi baru terbarukan seperti mikrohidro, serta pengelolaan wisata alam.

Khusus untuk wisata alam tersebut, lanjutnya, terdapat 122 tujuan wisata di Jawa dan Madura. Selain itu, Perum Perhutani juga menangkarkan aneka jenis flora dan fauna. “Termasuk aneka satwa dilindungi seperti buaya, rusa, dan monyet. Penangkaran tersebut dilakukan untuk kebutuhan penelitian,” katanya. Dalam upaya melestarikan hutan, Perum Perhutani juga menggandeng Pesantren untuk mewujudkdn hutan lestari dalam pola Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). (k25)

BISNIS INDONESIA :: Selasa, 3 Juli 2012 HaL. i.1