BALAPULANG, PERHUTANI (13/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Soegijapranata dan Pemangku Adat melaksanakan diskusi dan komunikasi sosial di Balai Kampung Budaya Jalawastu pada Jumat (13/06).
Administratur KPH Balapulang melalui Wakil Administratur, Susanto, menyampaikan rasa gembira atas terselenggaranya diskusi secara langsung di Kampung Adat Jalawastu. Ia berharap pertemuan ini dapat memperkuat sinergi antar pihak dalam penyusunan indikator Desa Berdikari, khususnya di bidang pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan.
“Perhutani mendukung terbentuknya Kampung Budaya Jalawastu dalam rangka menyelamatkan hutan adat dan lingkungan di sekitarnya. Harapannya, Kampung Budaya Jalawastu juga terus berupaya melakukan pengkayaan pohon-pohon pelindung seperti jenis salam, kemiri, picung, aren, dan tanaman jenis lain sesuai kearifan lokal, serta tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) seperti matoa, petai, jengkol, durian, sawo, dan jenis lain yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Perwakilan peneliti dari LPPM Unika, Henri Thomas Simarmata, menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas sambutan hangat dari masyarakat Jalawastu serta peran aktif Perhutani KPH Balapulang dalam kegiatan ini.
Sementara itu, Pemangku Adat Jalawastu melalui Kepala Dusun, Singgih, berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rumusan terbaik yang mampu mendorong pemulihan sumber daya hutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga model Desa Berdikari benar-benar dapat terwujud. (Kom-PHT/Blp/Pku)
Editor: Tri
Copyright © 2025