PIKIRAN-RAKYAT.COM (08/06/2025) | Perhutani KPH Semarang memanfaatkan aset negara untuk mendukung komunitas burung kicau dengan menyewakan sebagian lahan kantornya.

Lahan seluas 110,8 meter persegi di Jalan Dr. Cipto, Semarang tersebut, kini digunakan sebagai arena gantangan atau tempat latihan burung berkicau.

Langkah ini menunjukkan komitmen Perhutani KPH Semarang dalam mendukung pemanfaatan aset negara yang produktif dan berpihak pada masyarakat.

Kerja sama ini menjadi bukti bahwa aset negara dapat dimanfaatkan untuk mendukung komunitas burung kicau secara legal dan saling menguntungkan.

Administratur Perhutani melalui Kepala Seksi Madya Keuangan, SDM, Umum, dan IT, Kristanti Nurtjahjani, menjelaskan tujuan skema kerja sama tersebut.

“Pemanfaatan lahan ini menjadi langkah konkret Perhutani dalam mengembangkan potensi aset yang dimiliki,” kata Kristanti.

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan lahan kantor untuk gantangan dilakukan dengan tetap mengacu pada peraturan yang berlaku dan prinsip keberlanjutan.

Menurutnya, kolaborasi ini tak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan Perhutani dengan warga sekitar yang aktif berkegiatan.

“Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa menjadi model pemanfaatan aset yang saling menguntungkan dan berkelanjutan,” ujar Kristanti.

Sementara, Eti Istiyana, penyewa lahan yang juga anggota komunitas burung kicau, menyampaikan apresiasinya kepada Perhutani atas kesempatan tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih karena telah mengakomodasi kebutuhan kami,” ucap Eti saat ditemui usai penandatanganan perjanjian sewa.

Ia menjelaskan bahwa gantangan dilakukan empat kali sepekan yaitu setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu dengan peserta tetap dan baru.

Eti memilih lahan Perhutani KPH Semarang karena memiliki area parkir luas serta lingkungan hijau yang ideal bagi burung berkicau.

“Burung-burung lebih aktif berkicau di tempat yang rindang, jadi tempat ini sangat cocok,” ungkap Eti sembari menunjukkan area gantangan.

Menurutnya, keterbatasan lahan gantangan di tengah kota menjadi tantangan bagi komunitas burung kicau dalam menyelenggarakan latihan rutin.

“Dengan adanya kerja sama ini, kami merasa lega karena permasalahan tersebut akhirnya dapat teratasi,” lanjutnya dengan nada optimis.

Ia menilai kolaborasi ini sebagai bentuk win-win solution antara komunitas dan Perhutani yang mampu menjawab kebutuhan masing-masing pihak.

“Selain tempatnya ideal, kami juga tak perlu khawatir soal lahan parkir yang biasanya jadi kendala,” jelas Eti.

Perhutani sendiri memperoleh kontribusi ekonomi dari lahan yang sebelumnya tidak digunakan secara optimal dalam operasional sehari-hari.

“Kami harap kerja sama ini tidak hanya bermanfaat saat ini, tetapi bisa terus berlanjut di masa depan,” ujar Eti dengan penuh harap.

Pemanfaatan aset negara melalui kerja sama dengan komunitas burung kicau ini membuka ruang baru bagi BUMN agar lebih dekat dengan masyarakat. Inisiatif Perhutani KPH Semarang dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan aset negara yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.

Sumber : pikiran-rakyat.com