BALAPULANG, PERHUTANI (01/12/2022) | Dalam rangka mitigasi bencana, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hydrometeorologi bersama segenap stakeholder terkait di halaman kantor KPH Balapulang, Senin (01/12).

Hadir Wakil Administratur KPH Balapulang, Tri Utdiono dan jajaran, Kepala Seksi Utama Perlindungan SDH Divisi Regional Jawa Tengah Sugeng Bowo Leksono, Forkompimcam Balapulang, Forkompimcam Margasari, Kepala Desa Balapulang Kulon, CDK V Wilayah Tegal, Lembaga Masyarakar Desa Hutan (LMDH) Desa Banjaranyar, Desa Balapulang Kulon, Desa Kaligayam, Desa Wanasari, Desa Dukuh Tengah.

Administratur KPH Balapulang melalui wakilnya, Tri Utdiono menyampaikan wilayah pengelolaan hutan KPH Balapulang dengan luas 29,790,29 Ha meliputi Kabupaten Brebes dan Tegal. “Dilihat dari aspek tipologi medan sangat beragam mulai medan datar, berbukit, miring, curam sampai terjal. Keadaan ini tentu akan berpotensi terjadinya bencana. Perhutani sudah membuat peta kerawanan bencana yang dinamakan peta zonasi kerawanan bencana, dan petugas yang siap standby 24 jam apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melaksanakan tugas,” jelasnya.

Perhutani telah menyiapkan tim satuan tugas pengendalian kebakaran dan bencana (Satgasdalkar) juga posko-posko. Disetiap KPH terdapat pos yang dinamakan Komando Pengendalian (Poskodal) diketuai oleh Komandan Pos Pengendalian (Danposkodal) yang anggotanya terdiri dari petugas KPH dan Polmob. Sedangkan di tingkat BKPH disiapkan Pos Komando Lapangan (Poskolap) diketuai oleh Komandan Pos Lapangan (Danposkolap) yang beranggotakan Kepala BKPH, Kepala RPH, Polhuter, LMDH, dan juga melibatkan TNI-Polri serta masyarakat.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Elliya Hidayah menyampaikan bahwa bencana tidak bisa ditolak tetapi harus dihadapi secara ramah dan bijak. “Dan penanganannya tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan individual saja, tetapi sangat memerlukan komponen pentaheliks. Mitigasi bencana harus dilakukan secara masif, sinergi, cepat, tepat dan terarah, melibatkan semua pihak, unsur masyarakat, lembaga, instansi serta para pihak untuk tergerak dan tergugah hatinya ketika mendengar terjadinya bencana,” pungkas Elliya. (Kom-PHT/Bpl/Swt)

Editor : Aas

Copyright©2022