PURWODADI, PERHUTANI (29/10/2025) | Dalam semangat kebersamaan dan wujud rasa syukur atas hasil bumi, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi menggelar kegiatan selametan panen tebu pola kemitraan bersama Koperasi Warga Perhutani (KWPHT) di petak 163 F-1 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Welahan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Linduk, pada Rabu (29/10).
Kegiatan yang dihadiri jajaran Perhutani BKPH Linduk, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Luhur, tokoh masyarakat, serta warga sekitar Desa Welahan ini berlangsung penuh khidmat dan kekeluargaan. Tradisi selametan yang merupakan warisan kearifan lokal masyarakat Jawa menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil panen, sekaligus doa bersama agar alam senantiasa lestari dan memberi manfaat bagi semua.
Dalam kesempatan tersebut, doa bersama dipimpin oleh Kyai Rohmadi, tokoh masyarakat Desa Welahan, dilanjutkan dengan kenduri sederhana berupa ayam ingkung dan hasil bumi sebagai lambang keseimbangan alam dan manusia.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Linduk, M. Bagus Nurul Iman, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk apresiasi atas kerja sama yang baik antara Perhutani, KWPHT, LMDH, dan masyarakat desa hutan.
“Panen tebu kali ini merupakan hasil nyata dari kerja sama yang harmonis antara Perhutani dan para mitra melalui pola kemitraan. Tradisi selametan ini menjadi wujud syukur Perhutani sekaligus bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal yang selama ini mengakar kuat di masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LMDH Jati Luhur, Sukandar, mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan kemitraan ini. Menurutnya, kegiatan tanam tebu di kawasan hutan tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong.
“Kami bersama anggota LMDH dan masyarakat sangat senang dapat menjadi bagian dari program kemitraan ini. Selametan seperti ini membuat kami semakin menyadari bahwa bekerja di hutan bukan sekadar mencari hasil, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia dan alam,” tuturnya.
Tokoh masyarakat Desa Welahan, Kyai Rohmadi, menambahkan bahwa selametan merupakan tradisi turun-temurun yang harus dijaga karena mengandung nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
“Selametan panen bukan hanya doa untuk hasil bumi, tapi juga untuk keselamatan bersama. Ketika kita bersyukur, bumi pun akan memberi hasil yang lebih baik. Inilah bentuk keseimbangan yang diajarkan leluhur kita,” ungkap Kyai Rohmadi.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Perhutani berharap sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan alam dapat terus terjalin dalam semangat “Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera.” (Kom-PHT/Pwd/Aris)
Editor: Tri
Copyright © 2025