BLORA, PERHUTANI (10/12/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora dan KPH Randublatung menghadiri audiensi dengan para stakeholder yang merupakan rangkaian kunjungan kerja Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk membahas rencana pengembangan tanaman jagung sebagai salah satu komoditas untuk mendukung ketahanan pangan di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, Senin (09/12).
Pertemuan tersebut membahas salah satu program ketahanan pangan, yaitu pengembangan jagung di Kabupaten Blora, dimana saat ini telah mencapai kurang lebih 73 ribu hektare per tahun. Harapannya, harga jagung di Kabupaten Blora bisa tinggi dan dapat memiliki pabrik pengolahan jagung sendiri, sehingga perlu dipetakan rencana kebutuhan produksi dan lahan yang akan digunakan untuk pengembangan tanamannya.
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang biasa dikembangkan di kawasan hutan oleh masyarakat sekitar hutan melalui pola tumpangsari. Perhutani diharapkan berperan dalam menyediakan lahan untuk tanaman jagung dengan luas tanaman kehutanan umur di bawah tiga tahun sehingga pengembangannya dapat dilakukan dengan pola tumpangsari. Offtaker atau investor yang ingin mengembangkan tanaman jagung dapat melalui program kemitraan dengan menggandeng masyarakat dalam wadah kelompok tani hutan atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
Administratur KPH Blora, Yeni Ernaningsih, menyampaikan bahwa Perhutani akan mendukung program ketahanan pangan sepenuhnya melalui pemanfaatan kawasan hutan untuk pengembangan tanaman pangan. “Hal ini tentunya tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku, seperti pengaturan pola tanam dan jarak tanam sehingga tanaman pertanian dan kehutanan dapat berkolaborasi dengan tumbuh baik di kawasan hutan. Harapannya semua pihak bisa mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera di Kabupaten Blora,” ujar Yeni. (Kom-PHT/Blr/Ags)
Editor: Tri
Copyright © 2024